Bisnis.com, JAKARTA—PT Prodia Widyahusada Tbk. meluncurkan tes pemeriksaan mutasi Epidermal Growth Factor Receptor Circulating Tumor DNA (EGFR ctDNA) yaitu tes untuk menentukan jenis obat yang tepat bagi pengobatan kanker paru.
EGFR adalah mutasi gen yang paling sering terjadi pada kanker paru, khususnya jenis kanker paru sel besar (adenokarsinoma) yang ditemukan paling banyak dengan persentase sekitar
40%-50%.
Saat ini, emiten berkode PRDA tersebut merupakan satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang dapat melakukan pemeriksaan mutasi EGFR ctDNA.
"Hadirnya tes pemeriksaan khusus berupa mutasi EGFR ctDNA ini memberikan informasi yang akurat bagi dokter untuk memilih jenis obat yang tepat bagi pasien kanker paru," kata Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty dalam keterbukaan informasi, Jumat (26/1/2018).
Product Manager Prodia Trilis Yulianti menambahkan bahwa pasien dengan hasil deteksi positif adanya mutasi EGFR, akan memberikan respon terhadap obat dengan target Tirosin Kinase
Inhibitor (TKI). Jika tidak ada mutasi EGFR maka pasien adenokarsinoma paru akan diberi obat jenis lain oleh dokter.
Saat ini, kata dia, obat EGFR-TKI yang ada di Indonesia masih tergolong mahal dengan estimasi sekitar belasan juta rupiah per pemakaian.
"Sehingga jika pasien diterapi dengan EGFR-TKI tanpa mengetahui status mutasinya, maka hal tersebut akan memberikan kerugian secara finansial kepada pasien, karena pasien tanpa mutasi EGFR yang diberi EGFR-TKI tidak dapat merespon secara
optimal obat tersebut," ujarnya.
Setelah bertransformasi menjadi Next Generation Healthcare Provider dengan jejaring layanan terbesar di Indonesia, Prodia senantiasa berinovasi untuk mengembangkan tes-tes pemeriksaan terbaru serta melengkapi jenis tes dan panel pemeriksaan kesehatan agar dapat melayani kebutuhan pemeriksaan kesehatan masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin meningkat.
Pada tahun 2017, Prodia tercatat telah meluncurkan beberapa tes pemeriksaan baru diantaranya ProSafe untuk mendeteksi risiko kehamilan bayi down syndrome, Warfarin Indivtest untuk menentukan dosis obat warfarin untuk mencegah terjadinya pembekuan darah, dan Telomere Analysis untuk memberikan informasi mengenai usia biologis manusia.