"Seringkali stigma terhadap orang depresi dikaitkan dengan orang yang tidak dekat dengan Tuhan, kurang iman, tidak sabar terhadap cobaan Tuhan, diguna-guna, didekati makhluk halus dan sebagainya," kata Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) dr Diah Setia Utami SpKJ.
Padahal keadaan depresi bisa dialami oleh siapa saja, pada usia berapa saja dalam tahapan kehidupan seseorang.
Menurut psikolog, salah satu hal penting untuk mengatasi depresi ialah bicara, terlebih kalau ada orang yang mau mendengarkannya dengan sangat baik.
Psikolog dari Perhimpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) Pelita Sinaga mengatakan dengan bicara mengeluarkan unek-uneknya, seseorang akan merasa lebih lega, demikian pula menulis di buku harian, media sosial, atau berdoa kepada Tuhan.
Di sini, sangat penting peran orang-orang terdekat dalam mendengarkan, menjadi pendengar yang baik, bukan mendengar lalu menasihati, karena itu bisa memperburuk keadaan orang yang sedang depresi.
"Dengarkan dan benar-benar hadir untuk mereka. Beri perhatian lebih dengan gestur anggukan kepala, bahkan menyentuhnya," kata Pelita.