Sedikit banyak, buku "Panggil Aku Kartini Saja" karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer, membantu Hanung menghadirkan karakter Kartini dalam film biopik Kartini.
Selain itu, dia melengkapi referensinya dengan bacaan "Habis Gelap Terbitlah Terang, surat-surat Kartini, "Kartini: Sebuah Biografi" karya Siti Soemandari, serta buku yang berisi terjemahan surat-surat Kartini karya Joost Cote berjudul Kartini: Emansipasi.
Layaknya dalam film Kartini versi sebelumnya, penonton akan disuguhkan sejumlah tradisi masyarakat Jawa di masa itu terutama tata krama pada orangtua serta konsep hidup berusaha menghilangkan prasangka buruk dan mengambil hal yang baik.
Dari sisi bahasa, penonton tak akan banyak mengerutkan dahi, karena sekalipun para karakter memamerkan kemahirannya berbahasa Jawa dan Belanda, tersedia teks dalam Bahasa Indonesia.
Film Kartini (2017) yang diproduksi Legacy Pictures bekerja sama dengan Screenplay Productions itu juga didukung sejumlah selebriti tanah air lainnya seperti Denny Sumargo, sebagai Slamet Sosroningrat, kakak Kartini yang cukup menentang pemikiran dan usaha Kartini meningkatkan kedudukan perempuan dalam masyarakat.
Kemudian, Adinia Wirasti (sebagai Soelastri, kakak Kartini) dan Reza Rahadian (sebagai Sosrokartono, kakak Kartini) dan Nova Eliza (sebagai Ngasirah di masa muda).
"Kartini" akan tayang di bioskop-bioskop tanah air 19 April mendatang.