Bisnis.com, JAKARTA—Berdiri sejak 2011, Opini.id terus mengembangkan dan memperbarui situsnya dan menghadirkan beragam fitur dengan mengadopsi konsep baru “Homeless Media” untuk memperkuat diri sebagai agen perubahan.
User Acquisition Manager Opini.id Risang B. Dhananto mengungkapkan konsep baru ini merupakan konsep pemanjangan konten di berbagai platform media termasuk di media sosial. Masing-masing platform memiliki native content (otonomi konten) yang sesuai dengan karakter dari platform dan target market yang biasa berada di platform tersebut.
“Kami bukan menambah channel distribusi melainkan channel media itu sendiri dan menjadikan platform sebagai media. Misalnya, media massa menggunakan media sosial untuk menyebarkan berita yang ada di halaman web utama media tersebut. Ketika tautan di media sosial di-klik, pembaca diarahkan ke halaman web untuk membaca konten lebih lengkap,” jelasnya dalam acara “Power Lunch” di Jakarta, (15/11/2016).
Dia menambahkan “Homeless Media” memajang konten yang berbeda-beda di banyak channel meskipun informasinya sama. Sebagai contoh, akun Opini.id di facebook menayangkan video satu menit tentang kebiasaan anak muda yang tidak pernah buang sampah setiap selesai makan di supermarket. Ini karena kebiasaan diskusi dan penyebaran di facebook yang tepat untuk karakter video satu menit dan bertema eksperimen sosial.
“Ke depannya, diprediksi akan muncul semakin banyak penyedia konten yang tidak hanya mengandalkan home pages atau aplikasi khusus. Sindikasi konten melalui platform sosial media juga dirasakan lebih efektif untuk menjangkau publik dan untuk membuka diskusi,” ujarnya.
Opini.id, lanjutnya, memiliki misi untuk kemajuan bangsa dengan menginspirasi audience dengan konten yang berkualitas, juga mulai mengadopsi konsep “Homeless Media” agar konten yang diciptakan dapat disampaikan secara tepat sasaran ke berbagai audience.
Content Builder Opini.id Mudhita Dharmasaputra menjelaskan tiga komponen utama dalam konsep “Homeless Media” yakni perspektif konten, tim editorial mengalami perubahan untuk menjadi lebih adaptif dan mengenal karakter dan tipe dari platform yang akan digunakan sebagai channel.
“Kedua dari perspektif bisnis dimana sisi content marketing sebagai keunggulan kompetitif,” katanya.
Terakhir, dia mengatakan perspektif marketing dimana pihaknya menyesuaikaan pemahaman terhadap audience masing-masing platform dan cara melakukan aktivitas marketing.
