Bisnis.com, JAKARTA—Bango, kecap produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. melestarikan warisan kuliner Nusantara melalui inspirasi hidangan di hari raya Idul Adha mendatang yang bisa menjadi santapan khas hari teristimewa itu.
Head of Marketing Savoury and Spread PT Unilever Indonesia, Tbk. Meila Putri Handayani mengatakan keistimewaan salah satu warisan kuliner Indonesia kali ini ialah berbahan kambing yang tentunya selalu digemari oleh seluruh anggota keluarga, yaitu Tongseng.
“Kami secara khusus menghadirkan rahasia kelezatan hidangan tongseng kambing dari tiga penjaja kuliner legendaris yang berasal dari berbagai wilayah Pulau Jawa,” ungkapnya dalam siaran pers, Selasa (30/8/2016).
Kemeriahan perayaan Idul Adha, lanjutnya, menjadi momen yang sangat identik dengan santapan hidangan daging kambing bersama keluarga tercinta. Kali ini, Bango ingin menginspirasi para ibu untuk menyajikan hidangan Tongseng yang ternyata memiliki begitu banyak keistimewaan, sehingga menjadikannya sebagai salah satu warisan kuliner Nusantara yang patut kita kenali, cintai, dan lestarikan.
“Legenda kuliner pertama adalah Tongseng Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan, Jakarta yang dibangun oleh Pak Sukatni tahun 1994 ini merupakan salah satu pondok sate paling legendaris di Jakarta,” bebernya.
Bahkan, saking tersohornya, usaha kuliner Sukatni dinobatkan sebagai salah satu Duta Bango di pelaksanaan Festival Jajanan Bango 2009. Selain sate, Tongseng merupakan menu yang paling difavoritkan pengunjung karena citarasa daging kambingnya yang sangat empuk dan berbumbu. Salah satu rahasianya adalah penggunaan nanas yang diblender saat menumis daging kambing, sehingga daging terasa lebih empuk.
“Legenda selanjutnya adalah Tongseng Petir Pak Nano yang terletak di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Mencerminkan nama warung yang sudah berdiri sejak tahun 1984 ini, tongseng kambing yang juga menjadi favorit di warung ini memiliki rasa pedas yang 'menggelegar' dari penggunaan cabe rawit yang sangat royal, selain bumbu-bumbu lainnya yang juga sangat terasa. Uniknya, pengunjung bisa memesan tingkat kepedasannya, dari mulai level PAUD (Pendidikan Anak Usai Dini), play group, hingga yang paling pedas yakni level profesor,” ujarnya.
Tongseng lainnya dipersembahkan oleh Tongseng Kicik Pak Jede, Yogyakarta. Cara membuat Tongseng Kicik-nya yang ternama sangat mirip dengan pembuatan tongseng pada umumnya, tapi jika tongseng biasanya berkuah encer dan banyak, Tongseng Kicik dimasak sedemikian rupa sehingga tampilannya sekilas mirip dengan “baceman”. Kuah yang diresapkan sepenuhnya hanya meninggalkan sedikit kuah yang sebih mirip saus, kental dan berbumbu.
”Melalui inspirasi yang Bango hadirkan dalam acara ini, semoga para Ibu tidak hanya bersemangat dan semakin percaya diri dalam menyiapkan hidangan tongseng kambing yang variatif dan menggugah selera, tetapi juga di saat yang sama turut berperan melestarikan kekayaan kuliner nusantara bersama keluarga tercinta,” tutup Meila.