Koleksi mobil Presiden RI pertama Soekarno/www.mobil-klasikantik.com
Relationship

Melihat Lebih Dekat Seluk Beluk Hobi Koleksi Mobil Kuno

Wike Dita Herlinda
Kamis, 3 September 2015 - 21:15
Bagikan

Sudah sejak 1996, Yos Darmawan mengoleksi mobil-mobil kuno di Bali. Kepuasan batin yang tak ternilai dia dapatkan saat berhasil membeli mobil impian dengan hasil keringatnya sendiri. Banyaknya rupiah yang melayang pun tidak menjadi masalah.

Di kalangan kolektor mobil kuno, Yos sudah sangat dikenal dengan puluhan koleksinya. Bahkan, tidak sedikit dari jajaran mobil antik miliknya hanya tersisa satu-satunya di Indonesia. Mulai dari mobil Ibu Negara hingga bus tua yang sangat langka dirawatnya.

Bertahun-tahun Yos juga menjadi Ketua Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) DPD Bali. Saat ini, posisinya adalah sebagai penasehat. Selaku tokoh yang sudah cukup lama berkecimpung di duni mobil tua, dia punya banyak pengalaman untuk dibagi. Berikut petikannya:

 Apa manfaat mengoleksi mobil kuno?

Jadi, itu kan barang hobi. Artinya, pasti manfaatnya besar karena itu menyangkut kepuasan batin saat kita bisa merealisasikan hobi yang kita miliki.

Selain itu, kita juga punya rasa bangga kalau bisa mengendarainya. Kesenangan itu kan tidak bisa diukur dengan uang. Termasuk kesenangan mengumpulkan barang tua.

Apa alasan mengoleksi mobil kuno? Bagaimana awal mulanya?

Pada umumnya, laki-laki menyenangi kendaraan atau otomotif. Demikian juga saya. Saat saya mulai bekerja dan bisa mencari uang sendiri, saya mulai bisa membeli kendaraan tua dan terus mulai mengoleksinya.

Hobi mengoleksi saya bermula pada 1996. Pada waktu itu, mobil kuno pertama yang saya beli adalah Fiat 1100 bikinan 1950. Sampai saat ini kondisinya masih sangat orisinil dan masih bisa jalan.

 Saat ini, berapa total koleksinya?

Saat ini koleksi saya mencapai sekitar 20 unit. Koleksi saya yang paling tua adalah mobil Austin 7 buatan Inggris keluaran 1928.

Beberapa dari yang sudah saya kumpulkan adalah mobil-mobil impian saya sejak lama. Termasuk di antarnya adalah Chevrolet Impala keluaran 1959 dan 1960. Sebab, pada dua tahun tersebut, mereka mengeluarkan model yang sangat fantastik.

Apa koleksi yang paling bernilai tinggi?

Kebetulan saya baru dapat satu unit, tapi bentuknya adalah bus. Mereknya Chevrolet keluaran 1950, dan beroperasi pada 1968-1974. Bus tersebut kondisinya masih sangat orisinil dan utuh. Di Indonesia hanya saya satu-satunya yang punya, tidak ada yang lain.

Sebab, mencari mobil-mobil tua yang sekelas bus di Indonesia sudah teramat susah. Bus tua itu rangka bagian belakangnya terbuat dari kayu, sehingga kalaupun masih ada yang punya, bagian belakangnya rata-rata sudah lapuk.

Milik saya ini bus roda enam yang masih sangat utuh dan kokoh. Masih bisa jalan dan bahkan baru-baru ini sempat digunakan untuk touring. Saya mendapatkannya di Bali, di sebuah garasi yang sudah 40 tahun tidak beroperasi.

Dulunya, bus ini digunakan untuk transportasi umum jurusan Denpasar-Klungkung. Bahkan, sampai sekarang papan jurusannya masih tertera utuh di badan bus.

 Apakah ada koleksi yang punya nilai sejarah khusus?

Saya punya [mobil] Plymouth keluaran 1948, yang pernah dimiliki Ibu Negara Fatmawati. Dan itu sangat otentik. Saya punya BPKB aslinya, dengan nama Fatmawati dan alamat Jalan Wijaya Jakarta Selatan.

Namun, koleksi ini menimbulkan dilematis. Sebab, ada aturan yang mengharuskan memperpanjang BPKB harus balik nama terlebih dahulu. Namun, kalau harus mengurus balik nama, praktis BPKB yang lama diambil.

Kalau diambil, otomatis nilai sejarah dari mobil ini hilang. Bagi kami para kolektor yang mempertahankan nilai sejarah dan keotentikan mobil, terpaksa kami tidak memperpanjang. Akibatnya, pajaknya pun tidak bisa dibayarkan.

Apa bedanya mengoleksi mobil antik dibandingkan mobil modern?

Kebetulan saya memang tidak koleksi mobil modern karena saya lebih senang melihat bentuk. Mobil-mobil zaman dulu bentuknya sangat unik, kemudian rangkanya masih banyak yang terbuat dari besi dan chrome.

Misalnya, di bagian bumper. Mobil zaman dulu bumper-nya pasti terbuat dari besi semua, kalau zaman sekarang mana ada. Secara bentuk, mobil kuno itu memang tidak pernah membuat bosan. Kalau mobil modern, baru beberapa tahun modelnya sudah usang.

Apa tantangan terbesar mengoleksi mobil antik?

Tantangan terbesarnya adalah pada saat hendak merestorasi. Mencari pernak-perniknya, mulai dari list, grill, emblem, speedometer, sampai interior cukup sulit ditemukan. Kalau sekadar memfungsikan mesin justru lebih mudah.

Di Jakarta masih banyak sebenarnya penjual spare parts mobil kuno, seperti di daerah Pasar Minggu, Jatinegara, atau ada juga di Bandung. Sehingga, kalau berkunjung ke kota-kota lain, saya pasti menyempatkan berburu spare parts.

Untungnya, saya sudah memiliki koneksi dengan sesama penghobi mobil kuno. Teman-teman saya pasti tahu saya suka mengumpulkan pernak-pernik mobil kuno. Jadi, kalau mereka dapat barang bagus, pasti menghubungi saya.

Kalau berburu spare parts di luar negeri, paling mudah melalui e-bay. Jadi, harus selalu dipantau karena sewaktu-waktu bisa ada barang bagus yang dijual.

Dari segi komunitas, seberapa luas jaringan kolektor mobil kuno di Indonesia?

Core-nya masih di PPMKI. Itu juga sudah banyak di mana-mana. Pusatnya di DKI Jakarta, kemudian ada pengurus daerah yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, sampai ke Jambi.

Jaringan komunitasnya cukup luas, karena saat ini penghobi mobil kuno bukan hanya orang-orang tua saja. Anak-anak muda juga sudah banyak yang bergabung. Apalagi, kalau di PPMKI, anggotanya tidak diharuskan memiliki mobil kuno. Penggemar saja sudah bisa.

Di dalam komunitas pun selalu diadakan kegiatan rutin. Minimal berkumpul seminggu sekali, atau saat ada event-event khusus, seperti touring. Di Bali, misalnya, baru-baru ini kami selesai touring dengan 150 mobil kuno. Anggota di Bali saat ini sekitar 80 orang.

Apa jenis mobil kuno yang banyak diburu?

Kolektor selalu melihat tahun. Makin tua tahunnya, orang makin senang berburu karena jumlahnya juga semakin sedikit. Selain melihat tahun, juga melihat merek-merek, khususnya yang sudah sangat sedikit beredar.

Orang tentunya akan terus mencari sesuatu, yang kalau bisa orang lain tidak punya. Contoh mobil yang bernilai tinggi a.l. Hudson, Buick, Skoda Auto, atau Triumph. Selain jumlahnya sangat langka, komunitasnya pun tidak banyak.

Kalau mobil kuno yang paling banyak komunitasnya di Indonesia itu seperti Chevrolet, Dodge, VW, atau Ford.

Apa kriteria mobil yang tergolong antik?

Kami membedakan mobil kuno dan mobil klasik. Kalau mobil kuno, itu berarti mobil yang punya nilai karena dia memang benar-benar tua. Tapi, kalau mobil klasik, tidak selalu tua. Mobil baru seperti Ferrari atau Mercedes pun bisa disebut kalsik.

Makanya itu, kami di PPMKI menggunakan patokan untuk menentukan kategori mana yang termasuk mobil kuno. Kami memutuskan mobil dengan usia minus 40 tahun dari tahun sekarang, dan itu ditentukan melalui musyawarah nasional (munas).

Bagaimana menentukan nilai mobil kuno?

Nah, itu lucunya. Kalau mobil zaman sekarang, pasti ada harga pasarnya. Bedanya, mobil tua tidak punya harga pasar. Harga kebanyakan terbentuk berdasarkan sisi emosional si penjual dan pembeli.

Namun, ada juga yang mematok harga tertentu untuk mobil kuno, misalnya berdasarkan orisinalitasnya, kelangkaannya, atau nilai historisnya. Kadang-kadang nilai sejarah itu malah jauh lebih mahal dari harga mobil itu sendiri.

Koleksi bapak digunakan untuk apa saja? Atau hanya dipajang?

Tidak, koleksi saya semua masih bisa dioperasikan. Pernah, saya dan teman-teman di Jakarta touring naik Chevrolet keluaran 1951 dari Denpasar ke Manado. Lalu, tahun lalu juga pernah touring dari Bali ke Jakarta, kemudian disambung ke Padang dengan Pak Roy Suryo.

Selain itu, saya juga banyak menghibahkan mobil saya ke museum. Saya ini kolektor penyuplai mobil terbanyak di Museum Angkut, Jawa Timur. Saya menghibahkan sekitar 28 mobil, mulai dari Fiat, Chevrolet, Rambler, Mini Cooper, Dodge, hingga Ford.

Jika dengan mengoleksi mobil kuno dapat mengedukasi orang lain mengenai sejarah, saya akan sangat senang. Asalkan, pada saat menghibahkan, pihak museum membuat pernyataan bahwa mobil saya tidak akan diperjual belikan. Makanya saya sepakat.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro