Sejumlah investor asing, menurutnya telah mengajukan tawaran kerja sama untuk memproduksi massal teknologi ini, namun pihaknya masih mencari investor yang memiliki kesamaan pandangan bahwa pemasaran teknologi harus diiringi dengan pengembangan aktivitas riset.
Sejumlah negara selain Jepang, seperti China, Malaysia, Singapura, India, Polandia, dan Srilanka telah mengirimkan ahli onkologi, sub-bidang medis yang mempelajari dan merawat kanker, untuk mengikuti pelatihan menggunakan teknologi buatannya di laboratorium miliknya.
Warsito mengatakan, hingga saat ini di negara manapun belum ada alat yang dapat menyembuhkan kanker yang telah menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu enam bulan. Selain itu, belum pernah ada produk yang dapat menyembuhkan kanker otak ganas dalam waktu empat bulan, kecuali teknologi ciptaannya.
“Pada akhirnya kenapa kami buat bisnis ini di Indonesia, mungkin karena idealisme dan nasionalisme lebih besar ketimbang pemikiran profit,” kata Warsito.
Semoga teknologi hasil penelitian Warsito tak hanya menjadi dokumentasi atau setumpuk jurnal ilmiah seperti nasib hasil penelitian para ilmuan Indonesia selama ini.