Show

FESTIVAL SENI ANYAM: Rayakan Sektor Kreatif Kalimantan

Gloria Natalia Dolorosa
Sabtu, 23 Maret 2013 - 06:08
Bagikan

BISNIS.COM, JAKARTA – Yayasan Lontar dan Yayasan Bhakti Total Bagi Indonesia akan menggelar pagelaran seni dan budaya anyaman khas Kalimantan.

Pagelaran seni dan budaya bertajuk Seni Anyam: Adi Kriya Kalimantan itu dapat dinikmati pada 27 Maret hingga 7 April 2013 di Bentara Budaya, Jakarta. Di gelaran tersebut akan dipamerkan seni anyam, sebuah ekspresi kreatif utama Kalimantan. Banyak daerah di pulau itu telah mengembangkan kesempurnaan yang khas, baik dalam mutu teknik maupun kepiawaian disain.

Sektor kreatif ini belum cukup mendapat perhatian, padahal banyak macam anyaman, hasil karya orang asli Kalimantan, seperti tudung, tikar, dan bakul yang luar biasa cantik. Hasil penjualan barang tersebut dapat membantu melestarikan seni anyam yang eksistensinya terancam oleh tekanan perubahan zaman. Sayang, dokumentasi mengenai seni anyam Kalimantan pun jarang ditemui.

“Festival ini bisa jadi salah satu cara memperkenalkan seni dan budaya Kalimantan ke masyarakat. Juga memperkenalkan ke banyak orang bahwa ini merupakan kreasi bangsa Indonesia,” kata Edi Muryadi, pengurus Yayasan Bhakti Total.

Di festival seni anyam akan diluncurkan buku bertajuk Plaited Arts from the Borneo Rainforest yang disunting oleh Bernard Sellato. Buku ini merupakan hasil riset mendalam lebih dari 20 tahun. Di dalamnya terdapat 1.250 ilustrasi, termasuk foto-foto berwarna, foto-foto lama, dan peta.

Plaited Arts from the Borneo Rainforest menerangkan cara orang Kalimantan menggunakan benda anyaman, baik dalam penggunaan sehari-hari maupun kegiatan upacara. Selain itu, terdapat disain, motif, ikon yang ada di dalam anyaman. Buku ini memuat sumbangan ilmiah oleh 20 kontributor yang berasal dari 10 bangsa, termasuk dari pakar bidang seni Kalimantan.

“Kami sudah mencetak 2.500 eksempar. Sebagian sudah dipesan oleh museum-museum di luar negeri,” tutur John Mc Glynn, pendiri Yayasan Lontar.

Festival akan diisi sejumlah acara yang diisi pakar seni dan budaya Kalimantan, antara lain Valeri Mashman, Junita Arneld Maiullari, William Wongso, Pindi Setiawan, Korrie Layun Rampan, Yori Antar, dan Adhi Nugraha. Pameran foto yang menampilkan Kalimantan 1920-1925 karya fotografer Jerman, Gregor Krause, juga menghiasi festival.

 (faa)

Editor : Others
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro