Bisnis.com, JAKARTA - Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Salah satunya dengan memberikan stimulasi yang terbaik dengan mengajak anak bermain sambil belajar.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan membawa anak ke taman bermain atau playground, yang sudah banyak tersebar termasuk di pusat-pusat perbelanjaan.
Menurut Saskhya Aulia Prima, Psikolog Anak dan Keluarga, mengajak anak ke taman bermain bisa memberikan pengalaman baik seperti memilih barang sendiri, bermain aktif, atau mengikuti aktivitas kreatif yang akan memberikan stimulasi sosial dan emosional yang penting untuk perkembangan anak.
"Saat ini menurut berbagai riset anak-anak Indonesia bermain gadget 56 jam per hari. Ini bisa berbahaya untuk perkembangan otaknya, dan attention span-nya. Oleh karena itu, penting untuk mengajak anak beraktivitas di luar rumah tidak hanya akan berdampak pada kebahagiaan, tetapi juga perkembangan mereka secara menyeluruh," ujarnya dalam konferensi pers di Bekasi, Selasa (26/8/2025)
Membawa anak keluar juga tak perlu harus selalu ke taman bermain, bisa juga dengan berbelanja bersama. Pengalaman berbelanja bersama anak bukan sekadar aktivitas konsumsi, melainkan bisa jadi sarana pembelajaran yang penting.
"Dari kegiatan sederhana ini, anak dapat mengembangkan kemampuan perencanaan, pengendalian diri saat berbelanja, dan menentukan prioritas. Apabila dilakukan di lingkungan yang nyaman dan menyenangkan, kegiatan ini juga berfungsi sebagai pelepas penat dari rutinitas, sekaligus memperkuat interaksi positif antara orang tua dan anak," jelasnya.
Selain memberikan pengalamaan berbelanja kepada anak, mengajak anak ke tempat bermain juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Playground dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk menyalurkan energi, berinteraksi secara aktif, serta terhindar dari paparan screen time berlebih.
"Hal ini penting, mengingat tingginya risiko resesi emosional global akibat penggunaan gadget berlebihan, yang dapat berdampak pada keterlambatan bicara maupun masalah sensorik karena kurangnya bergerak,” ujar Sashkya.