Summary: Jangan asal minum vitamin D tanpa kondisi tertentu dan petunjuk dokter, karena dapat berisiko merusak ginjal dan jantung.
Bisnis.com, YOGYAKARTA — Banyak orang merasa harus mengonsumsi suplemen vitamin tambahan untuk menjaga kesehatan tubuh. Padahal, jika tidak ada kondisi tertentu, konsumsi vitamin, seperti vitamin D berlebihan bisa, menimbulkan penyakit.
Suplementasi vitamin D yang berlebihan, melebihi asupan harian yang direkomendasikan, bisa menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, sebagaimana disoroti oleh sebuah kematian di Inggris baru-baru ini terkait dengan hiperkalsemia.
Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal, komplikasi jantung, dan berbagai gejala lainnya. Oleh karena itu, disarankan untuk mematuhi batas atas yang telah ditetapkan guna menghindari keracunan dan potensi kerusakan organ, dan menegaskan bahwa asupan vitamin D yang lebih tinggi belum tentu lebih baik.
Vitamin D memang dikenal luas bermanfaat bagi kesehatan tulang dan kesehatan secara keseluruhan, tetapi mengonsumsi terlalu banyak justru dapat berdampak buruk.
Faktanya, berdasarkan studi terbaru menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius.
Mengutip Times Entertainment, pada 2024, seorang pria di Inggris meninggal dunia akibat komplikasi yang berkaitan dengan kelebihan vitamin D dan kalsium.
Ahli jantung mengungkapkan, bahwa gagal jantung dan gagal ginjal yang dialami seorang pria berusia 89 tahun disebabkan oleh asupan vitamin D yang berlebihan.
Kasus-kasus seperti ini menggarisbawahi bahwa “lebih banyak” tidak selalu lebih baik, dan penggunaan vitamin D yang berlebihan secara kronis dapat memicu hiperkalsemia (kalsium darah tinggi), yang membahayakan ginjal dan jantung.
Asupan yang Direkomendasikan vs. Overdosis
Otoritas kesehatan pada umumnya merekomendasikan 600–800 IU (15–20 µg) vitamin D setiap hari untuk kebanyakan orang dewasa.
Institute of Medicine (sekarang NASEM) sepakat, mereka menetapkan angka kecukupan gizi (AKG) sebesar 600 IU untuk usia 19–70 tahun dan 800 IU untuk lansia.
Asupan di atas batas ini harus dipantau. Faktanya, batas atas asupan yang dapat ditoleransi untuk orang dewasa adalah 4.000 IU/hari. Berada di bawah batas ini umumnya aman, tapi jika melebihi batas tersebut, risiko toksisitas meningkat.
Sebagaimana dicatat dalam sebuah studi menyebutkan dosis kronis di atas 250 µg (10.000 IU) secara klasik dikaitkan dengan toksisitas.
Dalam hal tes darah, sebagian besar ahli sepakat bahwa kadar 25-hidroksivitamin D di atas 50 mikrogram/mL dapat berisiko, dan kadar di atas 150 mikrogram/mL biasanya beracun.
Sementara itu, menurut Cleveland Clinic, gejala kalsium tinggi dapat muncul pada individu tertentu yang mengonsumsi hanya 2.000 IU per hari.
Gejala keracunan vitamin D
Keracunan vitamin D (hipervitaminosis D) bermanifestasi melalui efek hiperkalsemia.
Tanda-tanda awalnya mungkin samar, tetapi umumnya meliputi:
- Gastrointestinal: mual, muntah, konstipasi, nafsu makan menurun, nyeri perut.
- Neurologis: kebingungan, lesu, lemas, sakit kepala, atau bahkan pingsan/koma pada kasus yang parah.
- Ginjal: rasa haus yang berlebihan, peningkatan buang air kecil (poliuria), dehidrasi; batu ginjal atau nefrokalsinosis (endapan kalsium di ginjal) dapat terjadi.
- Muskuloskeletal: nyeri tulang, kelemahan otot, dan patah tulang (akibat pencucian kalsium).
- Jantung: irama jantung abnormal (aritmia), tekanan darah tinggi, dan palpitasi.
Efek pada Ginjal
Ginjal dapat menanggung beban terberat dari hiperkalsemia.
Kelebihan vitamin D menyebabkan kalsium menumpuk dalam darah, memaksa ginjal untuk menyaring dan membuang kelebihannya.
Seiring waktu, kalsium urin yang tinggi menyebabkan batu ginjal dan nefrokalsinosis (endapan kalsium di jaringan ginjal). Endapan ini dapat mengganggu fungsi ginjal.
Pasien dengan toksisitas atau keracunan vitamin D sering mengalami cedera ginjal akut (AKI).
Efek pada Jantung dan Sistem Pembuluh Darah
Jantung dan pembuluh darah juga rentan. Kalsium darah yang tinggi secara langsung memengaruhi sel-sel jantung dan listrik jantung. Gejalanya meliputi palpitasi dan detak jantung tidak teratur, dan dalam kasus ekstrem, dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.
Kelebihan vitamin D kronis juga memicu kalsifikasi pembuluh darah. Ketika kadar kalsium terus-menerus tinggi, kalsium fosfat dapat mengendap di dinding arteri dan katup jantung, sehingga meningkatkan risiko kardiovaskular.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan hipertensi atau penyakit arteri koroner.
National Institutes of Health (NIH) Inggris juga menyatakan bahwa kadar vitamin D yang sangat tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal, detak jantung tidak teratur, dan bahkan kematian.