Bisnis.com, JAKARTA - Meningkatnya angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
dr. Kharina Helhid dokter umum dari Rumah Sakit Siloam Purwakarta menyampaikan bahwa tren kasus DBD cenderung meningkat setiap musim hujan akibat kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
“Gejala awal DBD sering disalah artikan sebagai flu atau infeksi virus ringan. Padahal, deteksi dini sangat krusial dalam mencegah kondisi berat seperti syok dengue yang dapat berujung pada kematian,” ujar dr. Kharina Helhid.
Dia juga mengingatkan bahwa anak-anak dan lansia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi DBD.
Oleh karena perlu dikenalkan kembali dengan metode 3M Plus guna mengantisipasi meningkatnya penderita DBD. Metode 3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat tempat penyimpanan air, Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, Plus tindakan tambahan seperti menabur larvasida, menggunakan kelambu, dan fogging.
Hal tersebut disampaikan dalam seminar kesehatan bertema “Waspada Demam Berdarah: Cegah dan Tangani Sejak Dini”yang digelae Holywings Peduli, melalui program CSR-nya, bekerja sama dengan Helen’s Night Mart Karangsari Bandung.
Kegiatan ini merupakan respons terhadap tingginya angka kasus DBD di Indonesia pada awal tahun 2025. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, hingga Mei 2025 tercatat lebih dari 55.000 kasus DBD di seluruh Indonesia, dengan angka kematian mencapai 439 jiwa.
Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibanding periode yang sama pada tahun 2024. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi.
Dilansir dari laman kemenkes, salah satu cara mencegah DBD yang paling efektif adalah dengan melakukan 3M Plus, yaitu
1. Menguras
Merupakan kegiatan membersihkan dan menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, toren air, bak penampung air dan lainnya yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. Gosok dan bersihkan semua dinding bak hingga bersih, terutama saat musim hujan dan pancaroba, karena jentik dan telur nyamuk dapat bertahan di tempat kering hingga 6 bulan.
2. Menutup
Tutup rapat-rapat semua tempat penampungan air dan kubur barang-barang bekas di dalam tanah, agar tidak mengotori lingkungan dan menjadi sarang nyamuk.
3. Mendaur Ulang
Memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang bernilai ekonomis. Limbah barang bekas yang tidak didaur ulang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain 3M, cara-cara mencegah DBD lainnya, yang disebut Plus adalah
1. Membudidayakan ikan pemakan jentik nyamuk, seperti ikan guppy.
2. Memasang kawat kasa pada ventilasi dan jendela di kamar dan ruangan.
3. Menjaga kebersihan lingkungan secara bergotong royong.
4. Memeriksa tempat-tempat penampungan air.
5. Meletakkan baju bekas pakai dalam wadah tertutup.
6. Meletakkan larvasida pada penampungan air yang susah dibersihkan.
7. Memperbaiki saluran dan talang air yang mampet.
8. Memelihara tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender.
Cegah DBD dari Diri Sendiri
Selain menjaga kebersihan lingkungan, cara mencegah DBD pertama-tama harus dimulai dari diri sendiri, dengan melakukan langkah-langkah berikut ini
1. Memasang Kelambu
Memasang kelambu di tempat tidur dapat menghindari Anda dari gigitan nyamuk saat sedang tertidur.
2. Mengoleskan Lotion Anti Nyamuk
Lotion anti nyamuk atau repellant, yang telah disertifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengandung zat yang dapat mengusir nyamuk.
3. Memakai Pakaian Tertutup
Kenakan kemeja atau kaus berlengan panjang serta celana panjang berbahan tipis, seperti katun, saat keluar rumah, Namun, jika Anda pergi ke tempat yang lebih dingin, Anda bisa mengenakan pakaian berbahan denim atau wol yang dapat memberi perlindungan tambahan dari gigitan nyamuk, karena terbuat dari benang yang sangat rapat.
4. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Cara lain mencegah DBD adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, melalui
Konsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya akan vitamin D. Contoh makanan yang mengandung vitamin D antara lain ikan sarden, salmon dan tuna, kuning telur, daging merah, hati sapi, oatmeal, buah-buahan seperti apel, alpukat dan pisang, serta sayuran seperti tomat dan jamur shitake.
5. Rutin berolahraga dan beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
6. Istirahat atau tidur cukup.
Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
Kebiasaan mencuci tangan setiap habis beraktivitas dan buang air, sebelum dan sesudah makan, serta rutin membersihkan ruangan dan perabotan, dapat mengurangi risiko terpapar dan terinfeksi nyamuk penyebab DBD.
Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli menyampaikan harapannya agar seminar ini menjadi pemicu terbentuknya kesadaran kolektif.
“Seminar ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap isu-isu kesehatan yang penting. Kami percaya bahwa edukasi merupakan langkah awal yang paling efektif dalam mencegah berbagai penyakit.” tuturnya Andrew Susanto.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan gratis bagi seluruh peserta seminar, meliputi pengecekan tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, kolesterol serta konsultasi dengan dokter umum dari Rumah sakit Siloam Purwakarta.