nyamuk chikungunya/universitas airlangga
Health

WHO Peringatkan Risiko Global Wabah Virus Chikungunya

Mutiara Nabila
Rabu, 23 Juli 2025 - 17:15
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa memperingatkan kembali bahwa epidemi virus chikungunya berisiko melanda seluruh dunia, dan menyerukan tindakan pencegahan segera.

WHO mengatakan mereka mendeteksi tanda-tanda peringatan dini yang sama persis seperti wabah besar dua dekade lalu dan ingin mencegah terulangnya wabah tersebut.

Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang membawa Virus Chikungunya, ke manusia melalui gigitan nyamuk betina yang terinfeksi, yang paling umum adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Nyamuk yang terakhir, yang dikenal sebagai nyamuk macan, bermigrasi lebih jauh ke utara seiring dengan pemanasan global akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Mereka menggigit terutama pada siang hari, dengan aktivitas puncak seringkali pada pagi dan sore hari.

Chikungunya dapat menyebabkan demam dan nyeri sendi parah, yang seringkali melemahkan. Dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa berakibat fatal.

"Chikungunya bukanlah penyakit yang dikenal luas, tetapi telah terdeteksi dan ditularkan di 119 negara di seluruh dunia, membahayakan 5,6 miliar orang," kata Diana Rojas Alvarez dari WHO, dikutip Rabu (23/7/2025). 

Dia mengenang bagaimana dari tahun 2004 hingga 2005, epidemi chikungunya yang besar melanda Samudra Hindia, menghantam wilayah kepulauan kecil sebelum menyebar secara global dan memengaruhi hampir setengah juta orang.

"Saat ini, WHO melihat pola yang sama muncul, sejak awal tahun 2025, Réunion, Mayotte, dan Mauritius semuanya telah melaporkan wabah chikungunya yang besar. Hingga sepertiga penduduk Réunion diperkirakan telah terinfeksi," ujarnya dalam keterangan resmi.

Sulit Terdeteksi 

Gejala chikungunya mirip dengan demam berdarah dan penyakit virus Zika, sehingga sulit didiagnosis, menurut WHO.

Rojas Alvarez mengatakan bahwa seperti 20 tahun yang lalu, virus tersebut kini menyebar ke tempat-tempat lain di kawasan tersebut, seperti Madagaskar, Somalia, dan Kenya.

"Penularan epidemi juga terjadi di Asia Selatan," tambahnya.

Di Eropa, kasus impor juga telah dilaporkan, terkait dengan wabah di kepulauan Samudra Hindia. Penularan lokal telah dilaporkan di Prancis, dan kasus yang diduga terinfeksi terdeteksi di Italia.

"Karena pola penularan ini terlihat dalam wabah sejak tahun 2004 dan seterusnya, WHO menyerukan tindakan segera untuk mencegah terulangnya sejarah," kata Rojas Alvarez.

Dia mencatat bahwa tingkat kematian kasus kurang dari 1%. Namun, jika dihitung jutaan kasus, 1% bisa menjadi ribuan kematian.

"Kami membunyikan alarm peringatan sejak dini agar negara-negara dapat bersiap sejak dini, mendeteksi, dan memperkuat semua kapasitas untuk menghindari wabah yang sangat besar."

WHO mengimbau masyarakat untuk melindungi diri melalui langkah-langkah seperti menggunakan obat nyamuk dan tidak membiarkan air menggenang di wadah seperti ember, tempat nyamuk dapat berkembang biak.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro