Terlalu banyak mengonsumsi nasi dalam jumlah besar, bisa menyebabkan kelebihan karbohidrat dan kelelahan/dapurkobe
Health

Ini Tanda Tubuh Kelebihan Karbohidrat, Mudah Lelah

Redaksi
Rabu, 16 Juli 2025 - 12:42
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Karbohidrat merupakan salah satu nutrisi penting, yang berfungsi untuk menyediakan energi di dalam tubuh. Namun, kelebihan karbohidrat bisa menyebabkan tanda penyakit dan kelelahan.

Dilansir dari Medical News Today, Rabu (16/7/2025), karbohidrat dibagi menjadi dua jenis yakni:

1. Karbohidrat kompleks, terdiri dari rantai gula yang panjang dan memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh. Jenis karbohidrat ini mengandung serat, vitamin, dan mineral yang membantu menjaga kadar gula darah agar tetap stabil dan membuat rasa kenyang bertahan lebih lama. Contoh dari karbohidrat kompleks adalah sayuran, buah utuh, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

2. Karbohidrat sederhana, memiliki struktur gula yang pendek dan mudah diserap oleh ubuh. Hal ini menyebabkan lonjakan gula darah secara cepat, dan diakhiri dengan penurunan yang drastis.

Akibatnya, tubuh akan merasa cepat lelah dan perut mudah terasa lapar. Contoh dari karbohidrat sederhana adalah gula pasir, minuman manis, roti putih, kue, biskuit, dan makanan olahan lainnya. Karbohidrat jenis ini rendah nutrisi dan serat, serta cenderung hanya menyediakan kalori kosong tanpa manfaat jangka panjang.

Ini tanda-tanda tubuh kelebihan karbohidrat adalah:

1. Berat Badan Bertambah

Konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula halus dan minuman manis dalam jumlah berlebih, dapat meningkatkan kadar gula darah, yang kemudian diubah menjadi lemak saat energinya tidak habis.

Akibatnya, berat badan cenderung mengalami peningkatan dan memicu terjadinya obesitas. Konsumsi gula dan minuman manis tidak hanya berdampak pada kenaikan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes hingga penyakit ginjal.

2. Lonjakan Gula Darah dan Resistensi Insulin

Gula yang merupakan karbohidrat sederhana, mampu menyebabkan kenaikan kadar gula darah secara cepat. Selain itu, kadar gula yang berlebih mampu memicu pankreas memproduksi insulin secara berlebihan. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin (resistensi insulin), dan mampu meningkatkan risiko diabetes serta fatty liver.

3. Kadar Kolesterol dan Trigliserida yang Tinggi

Jika Anda mengonsumsi karbohidrat yang tinggi akan kandungan gula, hal tersebut berdampak pada peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol jahat (LDL).

Kondisi ini akan berdampak buruk pada kesehatan jantung dan sistem metabolisme dalam tubuh. Risiko yang paling rentan dari peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida adalah penyakit kardiovaskular.

4. Rasa Lelah dan Mood Turun

Setelah mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan seperti roti, kue manis, atau minuman bersoda, tubuh Anda akan mengalami lonjakan gula darah secara cepat.

Namun, kondisi ini tidak akan verlangsung lama dan membuat kadar gula darah turun secara drastis. Akibatnya, Anda akan merasa tiba-tiba lemas, kehilangan energi, sulit berkonsentrasi, hingga mengalami perubahan suasana hati. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, hal ini mampu mengganggu produktivitas dan kestabilan emosional. 

5. Gangguan Pencernaan

Karbohidrat olahan yang rendah akan kandungan serat menyebabkan sembelit, kembung, dan gangguan metabolik pada usus. Saat kebutuhan serat tidak terpenuhi, jumlah bakteri baik dapat menurun, dan menyebabkan perut kembung, produksi gas berlebih, sera penurunan kualitas sistem pencernaan. Dalam hal ini, Anda disarankan untuk mengonsumsii karbohidrat kompleks seperti sayur, buah, dan biji-bijian yang mampu mendukung pencernaan secara sehat.


6. Efek Negatif pada Kesehatan Mental

Melakukan diet dengan mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat olahan dan ultra-processed foods, dapat memicu peradangan sistemik dan gangguan mikrobioma usus. Hal ini terjadi karena usus terhubung secara langsung dengan fungsi otak, sehingga kondisi ini memicu penurunan produksi hormon serotonin, yang berujung pada peningkatan risiko stres, kecemasan, dan depresi. (Maharani Dwi Puspita Sari)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro