Kromosom Y
Health

Kromosom Y Manusia Mulai Menyusut, Populasi Pria Bakal Menurun?

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 10 Juni 2025 - 12:15
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kromosom Y manusia, yang berperan penting dalam menentukan jenis kelamin laki-laki, tengah mengalami penyusutan yang cukup dramatis.

Kerusakan genetik ini menimbulkan pertanyaan: Apakah laki-laki sedang menuju kepunahan? Meskipun ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, penting untuk memahami sains di balik penurunan kromosom Y dan memahami apakah ini benar-benar menandakan berakhirnya jenis kelamin laki-laki.

Dilansir dari laman timesofindia, 
kromosom Y merupakan komponen fundamental biologi laki-laki. Kromosom ini membawa gen SRY, yang memicu perkembangan karakteristik laki-laki, termasuk pembentukan testis dan produksi hormon laki-laki.

Penanda genetik ini unik bagi laki-laki, diwariskan hampir tidak berubah dari ayah ke anak laki-laki, memungkinkan peneliti untuk melacak garis keturunan ayah lintas generasi. Stabilitasnya telah menjadikannya alat yang berharga untuk mempelajari leluhur dan evolusi manusia.

Kromosom Y tidak hanya tentang penentuan jenis kelamin; kromosom ini juga berperan dalam kesuburan pria. Kondisi genetik tertentu yang terkait dengan kromosom Y dapat memengaruhi kemampuan pria untuk menjadi ayah, yang menggarisbawahi pentingnya kromosom Y dalam reproduksi.

Penurunan kromosom Y
Selama 166 juta tahun terakhir, kromosom Y terus kehilangan materi genetiknya. Awalnya, kromosom Y memiliki lebih dari 900 gen, tetapi saat ini, kromosom Y hanya memiliki 55 gen aktif. Kehilangan ini disebabkan oleh ketidakmampuan kromosom Y untuk menjalani pencampuran genetik (rekombinasi) yang sama seperti kromosom lainnya, yang menyebabkan pembusukannya secara bertahap. Jika tren ini berlanjut, kromosom Y dapat menghilang sepenuhnya dalam 11 juta tahun ke depan.

Penurunan ini telah memicu kekhawatiran tentang masa depan penentuan jenis kelamin pria. Jika kromosom Y menghilang, hal itu dapat mengakibatkan dunia di mana kelahiran anak laki-laki menjadi semakin langka, yang berpotensi menyebabkan kepunahan pria seperti yang kita kenal.

Hilangnya kromosom Y tidak serta merta berarti malapetaka bagi suatu spesies. Dua spesies hewan pengerat, tikus mol Eropa Timur dan tikus berduri Jepang, telah kehilangan kromosom Y mereka dan terus berkembang biak. Pada hewan pengerat ini, gen yang dulunya ada pada kromosom Y telah pindah ke kromosom lain, yang memastikan kelangsungan keturunan jantan.

Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan bahwa tikus berduri telah mengembangkan gen penentu jenis kelamin jantan baru di dekat gen SOX9 pada kromosom 3, yang secara efektif menggantikan gen SRY yang hilang dari kromosom Y. Penemuan ini menawarkan secercah harapan bahwa manusia juga dapat mengembangkan mekanisme penentu jenis kelamin baru jika kromosom Y menghilang.

Kemungkinan hilangnya kromosom Y memiliki implikasi bagi masa depan umat manusia. Tidak seperti beberapa reptil, yang dapat bereproduksi secara aseksual, mamalia - termasuk manusia - membutuhkan sperma dan sel telur untuk bereproduksi. Jika kromosom Y menghilang tanpa mekanisme penggantian, hal itu dapat mengancam kelangsungan hidup manusia dan, sebagai akibatnya, spesies manusia.

Evolusi gen penentu jenis kelamin baru, seperti yang diamati pada tikus berduri, menunjukkan bahwa adaptasi serupa dapat terjadi pada manusia. Namun, hal ini disertai risiko. Jika populasi yang berbeda mengembangkan sistem penentu jenis kelamin yang berbeda, hal itu dapat menyebabkan munculnya spesies manusia yang terpisah, masing-masing dengan kromosomnya yang unik.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro