Bisnis.com, JAKARTA — Sebuah studi internasional baru menemukan bahwa program olahraga, latihan fisik, selama tiga tahun meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pada pasien kanker usus besar, serta mencegah kematian dari penyakit tersebut.
Dilansir Independent, para ahli mengatakan bahwa manfaat program ini setara dengan beberapa obat sehingga pusat kanker dan asuransi harus mempertimbangkan untuk menjadikan pelatihan fisik sebagai standar perawatan baru bagi para penyintas kanker usus besar.
Sementara itu, pasien dapat meningkatkan aktivitas fisik mereka setelah perawatan, karena mereka tahu bahwa mereka membantu mencegah kanker kembali.
Studi tersebut adalah uji coba terkontrol acak pertama yang menunjukkan bagaimana latihan fisik dapat membantu para penyintas kanker.
Bukti sebelumnya didasarkan pada perbandingan orang yang aktif dengan orang yang tidak banyak bergerak. Namun, jenis penelitian tersebut tidak dapat membuktikan hubungan sebab akibat.
Penelitian baru, yang dilakukan di Kanada, Australia, Inggris, Israel, dan Amerika Serikat, membandingkan orang yang dipilih secara acak untuk mengikuti program latihan dengan orang yang menerima buklet edukasi.
Temuan penelitian tersebut ditampilkan pada pertemuan tahunan ASCO di Chicago, Minggu (1/6/2025) dan dipublikasikan oleh New England Journal of Medicine.
Peneliti mengamati 889 pasien kanker usus besar yang dapat diobati dan telah menyelesaikan kemoterapi. Setengahnya diberi informasi yang mempromosikan kebugaran dan nutrisi, sementara separuh lainnya bekerja dengan seorang pelatih, bertemu setiap dua minggu selama setahun, kemudian setiap bulan selama dua tahun berikutnya.
Pelatih tersebut membantu peserta menemukan cara untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka. Banyak orang yang memilih berjalan kaki sekitar 45 menit beberapa kali seminggu.
Hasilnya, setelah delapan tahun, orang-orang dalam program latihan terstruktur tersebut tidak hanya menjadi lebih aktif daripada mereka yang berada dalam kelompok kontrol tetapi juga memiliki 28% lebih sedikit kanker dan 37% lebih sedikit risiko kematian akibat penyebab apa pun.
"Ketika kami melihat hasilnya, kami benar-benar tercengang," kata salah satu penulis studi Dr. Christopher Booth, seorang dokter kanker di Kingston Health Sciences Centre di Kingston, Ontario.
Program latihan fisik tersebut dapat ditawarkan dengan biaya yang terjangkau per pasien, dan bisa menjadi intervensi yang sangat terjangkau yang akan membuat orang merasa lebih baik, mengurangi kekambuhan kanker, dan membantu mereka hidup lebih lama.
Selanjutnya, para peneliti akan mengumpulkan sampel darah dari para peserta dan akan mencari petunjuk yang menghubungkan olahraga dengan pencegahan kanker, baik melalui pemrosesan insulin atau membangun sistem kekebalan tubuh atau hal lainnya.
Meski program pelatihan tersebut berakhir, tetapi para peserta masih berolahraga. Mereka bisa dengan santai mendengarkan musik sambil berjalan-jalan di dekat rumahnya.
Perubahan perilaku semacam itu dapat dicapai ketika orang-orang percaya pada manfaatnya, ketika mereka menemukan cara untuk membuatnya menyenangkan dan ketika ada komponen sosial, kata rekan penulis makalah, Kerry Courneya, yang mempelajari olahraga dan kanker di University of Alberta.
"Bukti baru ini akan memberi pasien kanker alasan untuk tetap termotivasi. Sekarang kita dapat mengatakan bahwa olahraga benar-benar bisa meningkatkan kelangsungan hidup,” kata Courneya.