Bisnis.com, JAKARTA - Industri perfilman Indonesia kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah internasional.
Tiga film karya anak bangsa, yaitu Agak Laen (2024), Tinggal Meninggal (2025), dan Agak Laen 2 (2025), dilaporkan akan diadaptasi oleh rumah produksi ternama asal Korea Selatan. Langkah ini menandai pengakuan terhadap kualitas dan daya tarik cerita film Indonesia di mata dunia.
1. Agak Laen (2024)
Disutradarai oleh Muhadkly Acho, Agak Laen merupakan film Agak Laen bergenre komedi horor yang tayang perdana pada Februari 2024. Film ini mengisahkan empat penjaga rumah hantu di pasar malam yang kesulitan menarik pengunjung karena wahana mereka tidak cukup menyeramkan.
Namun, segalanya berubah saat seorang pengunjung meninggal karena kaget, membuat wahana tersebut viral karena dianggap benar-benar angker.
Dilansir dari tix.id pada Senin (19/5/2025), melalui balutan budaya lokal dan humor segar, Agak Laen menghadirkan kisah yang tidak hanya mengocok perut, tetapi juga menyisipkan sentuhan horor dan kritik sosial. Film ini sukses besar di pasaran dan menempati posisi ketiga sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa.
2. Tinggal Meninggal (2025)
Dilansir dari imdb.com, karya debut Kristo Immanuel sebagai sutradara, Tinggal Meninggal mengusung genre dark comedy yang masih jarang diangkat di perfilman Indonesia.
Film ini mengikuti Gema, pria canggung dan kesepian yang mulai merenungi makna kematian setelah sang ayah meninggal. Kejutan datang saat rekan-rekan kantornya menunjukkan perhatian, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Namun, ketika semuanya kembali seperti semula, Gema pun bertanya-tanya, siapa lagi yang harus mati agar ia kembali diperhatikan? Lewat dialog absurd dengan versi kecil dirinya, Gema mengajak audiens untuk menelusuri luka batin, kerinduan, dan kemustahilan hidup dalam balutan humor gelap yang menyentuh hati.
3. Agak Laen 2 (2025)
Melanjutkan kesuksesan film pertamanya, Agak Laen 2 kembali disutradarai oleh Muhadkly Acho dan dijadwalkan tayang pada kuartal keempat tahun 2025.
Setelah berhasil keluar dari penjara, Boris, Bene, Jegel, dan Oki kembali melanjutkan hidup dan mencoba peruntungan untuk meraih impian yang sempat terkubur.
Meskipun menjadi lanjutan dari film pertama, Agak Laen 2 bukanlah sekuel dalam arti cerita bersambung. Sutradara sekaligus penulis naskah, Muhadkly Acho, menegaskan bahwa film ini akan mengusung konsep baru, layaknya film-film Warkop DKI yang setiap serinya berdiri sendiri.
Pengakuan Internasional dan Potensi Adaptasi
Keputusan rumah produksi Korea Selatan untuk mengadaptasi ketiga film ini menunjukkan bahwa cerita lokal Indonesia memiliki daya tarik universal. Sebelumnya, adaptasi film Indonesia dari karya Korea Selatan telah dilakukan, seperti Sweet 20 (2017) dari Miss Granny dan Bebas (2019) dari Sunny.
Namun, ini merupakan kali pertama film Indonesia diadaptasi oleh Korea Selatan, menandai pencapaian baru dalam industri perfilman nasional.
Langkah ini diharapkan dapat membuka jalan bagi lebih banyak karya Indonesia untuk dikenal dan diapresiasi di kancah internasional, serta mendorong kolaborasi lebih lanjut antara industri perfilman Indonesia dan Korea Selatan. (Mianda Florentina)