Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 122 perusahaan kecantikan baik dari dalam maupun luar negeri, akan mengikuti Indonesia Cosmetic Ingredients (ICI) yang ke-14 yang digelar Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI) pada 14-16 Mei 2025.
Untuk ICI 2025, PERKOSMI menargetkan kehadiran dari 12.000 pengunjung, peningkatan sekitar 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dalam ajang itu akan menampilkan 554 stan pameran, serta menampilkan 24 produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dengan mengusung tema "Beauty, Innovation and Technology for the Future Trends", ICI 2025 ditujukan sebagai wadah untuk networking, menampilkan inovasi-inovasi terbaru serta membuka peluang bisnis baru bagi para pelaku industri kosmetika di Indonesia.
ICI 2025 juga menghadirkan Zona Inovasi yang menampilkan berbagai bahan baku terkini, termasuk bahan baku yang telah berhasil diekspor ke pasar internasional. Zona ini diikuti oleh 10 perusahaan produsen bahan baku natural dan 44 perusahaan distributor.
Selain itu, Lab Formulasi juga disediakan untuk sejumlah pemasok bahan baku guna mendemonstrasikan secara langsung formulasi kosmetik kepada pengunjung pameran yang terdaftar, dari 11 perusahaan yang berpartisipasi. Semangat inovasi juga didorong melalui Kompetisi Inovasi, dengan partisipasi sekitar 49 peserta dari dalam dan luar negeri.
Pengunjung juga dapat menghadiri 26 sesi seminar yang membahas berbagai tren terkini dalam industri kosmetik, perawatan kulit, perawatan rambut, pembaruan regulasi, formulasi ramah lingkungan, dan berbagai topik menarik lainnya. Seminar ini menghadirkan pembicara kompeten dari dalam dan luar negeri.
Sancoyo Antarikso, Ketua Umum PERKOSMI menjelaskan, ICI 2025 dihadiri oleh ratusan peserta dari dalam dan dari luar negeri.
Dia memaparkan, perkembangan dari ICI merupakan refleksi dari perkembangan bisnis dan industri kosmetik Indonesia, di mana jumlah pelaku industri berkembang dengan sangat pesat.
"ICI tahun ini juga sangat istimewa karena diselenggarakan dua kali, yang pertama di Jakarta, kemudian di Surabaya di bulan Oktober untuk memungkinkan para pelaku bisnis kosmetik di Indonesia terpapar dengan teknologi dan tren terkini sehingga bisa menghasilkan produk kosmetik dan perawatan diri dengan inovasi yang tinggi.” paparnya.
Sejatinya, pasar kecantikan dan perawatan diri di Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data dari Statista pada bulan Februari 2025, pasar ini diproyeksikan mencapai nilai $9,74 miliar atau setara dengan Rp158 triliun pada tahun 2025.
Lebih lanjut, pasar kecantikan dan perawatan diri Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 4,33% hingga tahun 2030. Selain itu, data dari Kantar, menunjukkan adanya pertumbuhan nilai tahunan sebesar 16%, empat kali lebih cepat dibandingkan dengan keseluruhan sektor FMCG di Indonesia, menjadikan kecantikan sebagai salah satu industri terkuat di tanah air.
Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengatakan Indonesia merupakan negeri penghasil sumber daya alam yang luar biasa, yang telah disorot secara internasional. Kita memiliki lebih dari 30.000 spesies tumbuhan yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber daya untuk produk kosmetik.
Kosmetik sendiri, katanya, kini telah menjadi kebutuhan sehari-hari yang digunakan mulai dari generasi muda hingga orang dewasa, baik pria maupun wanita, menjadikan kosmetik sebagai sumber ekonomi yang sangat penting untuk Indonesia.
"Menyadari potensi industri kosmetik Indonesia, kami dari BPOM bertugas untuk memastikan produk kosmetik yang digunakan oleh masyarakat aman, khasiatnya sesuai dengan klaim, dan berkualitas bagus,” ujar Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.