Bisnis.com, JAKARTA -- Anak-anak Indonesia masih dihantui masalah kekurangan zat besi. Padahal zat besi merupakan salah satu asupan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal.
Berdasarkan riset Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi. Padahal, zat besi juga salah satu nutrisi yang wajib untuk dipenuhi untuk mendukung perkembangan daya pikir yang optimal.
Meskipun begitu, masih banyak orang tua yang tidak menyadari dampak buruk apabila anak kekurangan zat besi.
| Baca Juga Ini 5 Tanda Tubuh Kekurangan Zat Besi |
|---|
Adapun, berdasarkan survei Hello Health Group pada 2023 menunjukkan bahwa 50% orang tua tidak mengetahui bahwa kekurangan zat besi dapat berdampak pada kepintaran anak.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Dokter Gizi Medik, Dian Novita Chandra, mengatakan, perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi.
"Selain DHA atau omega-3, zat besi juga merupakan salah satu mikro nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mengoptimalkan kepintarannya terutama fokus dan memori belajar," terangnya, dikutip Senin (17/3/2025).
Oleh karena dari itu, orang tua harus mewaspadai kekurangan zat besi pada anak, karena kondisi tersebut dapat menghambat perkembangan psikomotor dan mengganggu daya pikir anak.
Permasalahan kekurangan zat besi pada anak harus menjadi perhatian serius berbagai pihak. Berdasarkan penelitian terbaru the South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) juga menunjukkan bahwa sebagian besar anak Indonesia tidak memenuhi asupan Zat Besi yang direkomendasikan.
Berdasarkan survei tersebut, rata-rata konsumsi asupan zat besi anak Indonesia hanya 65,8 persen dari Angka Kebutuhan Gizi (AKG) yang disarankan.
“Untuk memenuhi asupan zat besi yang optimal, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein terutama protein hewani yang kaya zat Besi. Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan zat Besi dalam tubuh, juga dibutuhkan Vitamin C," ungkapnya.
Adapun, jika menemukan hambatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk melengkapinya dengan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang dilengkapi dengan zat Besi dan vitamin C untuk mendukung penyerapan nutrisinya.
"Konsumsi zat besi yang disertai dengan vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat,” jelas dr. Dian.
Selain itu, Dian juga mengimbau orang tua juga perlu untuk melakukan skrining faktor risiko kurang zat besi secara rutin sebagai salah satu upaya penting untuk pencegahan dan deteksi dini masalah kekurangan zat besi anak.
