Bisnis.com, JAKARTA- Di dunia yang semakin terhubung dengan teknologi dan interaksi sosial, ketakutan yang tampaknya tidak biasa dapat memengaruhi banyak orang.
Salah satu fobia yang kurang dikenal tetapi cukup memengaruhi kehidupan sehari-hari adalah ketakutan terhadap sesuatu yang ada di sekitar kita, bahkan sering kali tidak disadari. Fobia ini dapat mengganggu rutinitas, hubungan sosial, dan kualitas hidup seseorang.
Apa itu Podofobia?
Dilansir dari myclecelandclinic.org, Kamis (6/2/2025) Podofobia adalah ketakutan yang intens terhadap kaki. “Podos” adalah kata dalam bahasa Yunani kuno untuk kaki.
Seseorang dengan podofobia mungkin mengalami kecemasan yang parah ketika melihat atau memikirkan kaki mereka sendiri atau kaki orang lain. Ketakutan mereka mungkin berfokus pada kaki telanjang, tetapi juga bisa berlaku untuk kaki yang tertutup sepatu atau kaus kaki.
Podofobia dapat memiliki dampak serius terhadap kualitas hidup seseorang. Kaki selalu ada bersama kita, jadi jika Anda takut dengan kaki Anda sendiri, Anda mungkin merasa khawatir atau panik secara terus-menerus.
Penyebab Podofobia
Dilansir dari cpdonline.co.uk, podofobia atau ketakutan yang berlebihan terhadap kaki, dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Orang yang yang menderita podofobia sering merasakan kecemasan atau serangan panik saat melihat atau memikirkan kaki, baik itu kaki sendiri maupun orang lain. Gejala yang biasa muncul termasuk berkeringat, detak jantung cepat, atau rasa mual.
Penyebab podofobia dapat bervariasi, mulai dari faktor psikologis, lingkungan, hingga faktor genetik. Beberapa orang bisa mengidentifikasi penyebab jelas ketakutan mereka, sementara yang lain mungkin kesulitan mengingat saat pertama kali gejala muncul.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi paparan sering digunakan sebagai pengobatan efektif untuk fobia ini. Pada beberapa kasus, obat-obatan juga dapat diberikan untuk mengurangi gejala kecemasan yang parah.
Gejala Podofobia
Dilansir dari medicoverhospitals.in.com, gejala podofobia dapat bervariasi dalam tingkat keparahan, tetapi umumnya meliputi:
- Kecemasan intens atau serangan panik saat melihat atau memikirkan kaki.
- Perilaku menghindar, seperti menolak untuk berjalan tanpa alas kaki atau menghindari tempat di mana kaki mungkin terlihat.
- Gejala fisik seperti berkeringat, detak jantung cepat, atau mual saat berhadapan dengan kaki.
- Gangguan emosional atau perasaan ketakutan saat memikirkan kaki.
Gejala-gejala ini dapat mengganggu interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari, yang dapat mengurangi kualitas hidup seseorang.