Bisnis.com, JAKARTA- Sindrom nefrotik adalah kondisi yang menyebabkan ginjal mengeluarkan protein dalam jumlah besar melalui urine. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti pembengkakan pada jaringan tubuh dan peningkatan risiko infeksi.
Dilansir dari nhs.uk, Kamis (30/1/2025) meskipun sindrom nefrotik dapat menyerang orang dari segala usia, kondisi ini umumnya pertama kali didiagnosis pada anak-anak usia antara 1 hingga 6 tahun. Sindrom ini cenderung lebih sering ditemui pada mereka dengan latar belakang Asia, meskipun penyebab pasti belum diketahui.
Penyebab Sindrom Nefrotik
Dilansir dari mayoclinic.org, Kamis (30/1/2025) sindrom nefrotik biasanya disebabkan oleh kerusakan pada kumpulan pembuluh darah kecil (glomerulus) di ginjal. Glomerulus berfungsi menyaring darah yang melewati ginjal, memisahkan zat yang dibutuhkan tubuh dari yang tidak.
Baca Juga : 5 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal di Usia Muda |
---|
Glomerulus yang sehat mencegah protein darah (terutama albumin) yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh masuk ke dalam urine. Ketika glomerulus rusak, protein darah dapat bocor ke urine dalam jumlah berlebihan, yang menyebabkan sindrom nefrotik.
Penyebab kerusakan pada glomerulus dan memicu sindrom nefrotik, antara lain:
1. Penyakit ginjal diabetik
Diabetes dapat menyebabkan kerusakan ginjal (nefropati diabetik) yang mempengaruhi glomerulus.
2. Penyakit perubahan minimal
Penyebab paling umum dari sindrom nefrotik pada anak-anak. Meskipun fungsi ginjal terganggu, jaringan ginjal tampak normal atau hampir normal ketika diperiksa di bawah mikroskop. Penyebab pasti dari gangguan fungsi ginjal ini sering kali tidak dapat diketahui.
3. Fokal segmental glomerulosklerosis
Ditandai dengan jaringan parut pada sebagian glomerulus, kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit lain, kelainan genetik, obat-obatan tertentu, atau terjadi tanpa sebab yang jelas.
4. Nefropati membranosa
Gangguan ginjal ini disebabkan oleh penebalan membran dalam glomerulus, yang terjadi akibat deposit yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh. Nefropati membranosa dapat terkait dengan kondisi medis lain, seperti lupus, hepatitis B, malaria, dan kanker, atau terjadi tanpa penyebab yang jelas.
5. Lupus eritematosus sistemik
Penyakit inflamasi kronis ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang serius.
6. Amiloidosis
Gangguan ini terjadi ketika protein amiloid menumpuk di organ tubuh, yang seringkali merusak sistem penyaringan ginjal.
Penyebab sindrom nefrotik sangat bervariasi, dan seringkali memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut untuk menentukan faktor yang mendasarinya.
Gejala sindrom nefrotik
Dilansir dari pennmedicine.org, pembengkakan (edema) merupakan gejala yang paling umum pada sindrom nefrotik. Pembengkakan ini bisa terjadi pada berbagai bagian tubuh, di antaranya:
- Wajah dan sekitar mata (pembengkakan wajah).
- Lengan dan kaki, terutama di telapak kaki dan pergelangan kaki.
- Perut, yang bisa mengalami pembengkakan (perut bengkak).
- Ruam atau luka pada kulit.
- Urine berbusa, akibat kandungan protein yang tinggi dalam urine.
- Nafsu makan berkurang.
- Peningkatan berat badan yang tidak disengaja, disebabkan oleh retensi cairan.
- Kejang, yang bisa terjadi pada beberapa kasus sindrom nefrotik.
- Gejala-gejala ini memerlukan perhatian medis segera untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Pengobatan Sindrom Nefrotik
Dilansir dari my.cleveland.org, sindrom nefrotik tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikelola dengan pengobatan yang tepat. Pengobatan bertujuan untuk mengatasi gejala, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan pembengkakan, serta mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.
Beberapa jenis pengobatan meliputi:
* Obat penurun tekanan darah (seperti ACE inhibitor dan ARB).
* Diuretik untuk mengurangi cairan berlebih dan pembengkakan.
* Statin untuk menurunkan kolesterol.
Pasien juga disarankan untuk mendapatkan vaksin flu dan pneumokokus untuk mencegah infeksi. Selain itu, diet rendah sodium, lemak jenuh, dan kolesterol, serta peningkatan asupan cairan, dapat membantu mengelola gejala.
Waktu pemulihan tergantung pada penyebab sindrom, dan beberapa orang dapat merasa lebih baik dalam beberapa hari, sementara yang lain memerlukan waktu lebih lama.
Apakah Sindrom Nefrotik Bisa Dicegah?
Dilansir dari urmc.rochester.ed, Selasa (28/1/2025) meskipun tidak semua penyebab sindrom nefrotik dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko kerusakan ginjal dan membantu melindungi glomerulus (pembuluh darah kecil di ginjal).
Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang penting:
1. Kontrol tekanan darah Anda: Tekanan darah tinggi dapat merusak ginjal seiring waktu, jadi sangat penting untuk menjaga agar tetap terkendali.
2. Kelola diabetes: Jika Anda memiliki diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah Anda agar tetap terkontrol untuk mencegah kerusakan ginjal (nefropati diabetik).
3. Perbarui vaksinasi Anda: Vaksin dapat membantu mencegah infeksi yang dapat memperburuk sindrom nefrotik, terutama jika Anda berinteraksi dengan orang yang memiliki hepatitis atau infeksi virus lainnya.
4. Selesaikan antibiotik yang diresepkan: Jika Anda diberi resep antibiotik, pastikan untuk menghabiskan seluruh pengobatan sesuai petunjuk. Jangan berhenti meminum obat hanya karena Anda merasa lebih baik, dan hindari menyimpan antibiotik untuk penggunaan di masa depan.
Meskipun langkah-langkah ini tidak dapat mencegah semua kasus sindrom nefrotik, mereka dapat secara signifikan mengurangi risiko kerusakan ginjal dan komplikasi.
Sindrom nefrotik adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Meskipun tidak semua penyebab dapat dicegah, langkah-langkah pencegahan yang tepat, pengelolaan gejala, dan pengobatan yang efektif dapat membantu mengurangi dampaknya dan mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. (Siti Laela Malhikmah)