Bisnis.com, JAKARTA - Bagi sebagian orang, pusing setelah makan bisa saja terjadi karena adanya penurunan tekanan darah yang cukup signifikan beberapa saat setelah makan.
Pusing setelah makan lebih berisiko terjadi pada orang dewasa yang lebih tua atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu. Meskipun terkadang gejala ini dapat hilang dengan sendirinya, penting untuk mengenali penyebab dan cara mengatasinya agar kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Apa itu Hipotensi Postprandial?
Dilansir dari myclevelandclinic.org, Kamis (23/1/2025) hipotensi pasca makan adalah penurunan tekanan darah yang signifikan setelah Anda makan. Hal ini dapat terjadi jika pembuluh darah Anda tidak dapat mempertahankan tekanan darah normal saat Anda mencerna makanan.
Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang yang memiliki kondisi tertentu atau berusia di atas 65 tahun. Perawatan di rumah dapat membantu, begitu pula obat-obatan.
Penyebab Hipotensi Pasca Makan
Dilansir dari mayoclinic.org, hipotensi pasca makan, yang menyebabkan penurunan tekanan darah 1 hingga 2 jam setelah makan, lebih sering terjadi pada lansia, terutama yang memiliki hipertensi.
Risiko ini juga lebih tinggi pada lansia dengan penyakit Parkinson atau kondisi lain yang memengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur fungsi tubuh otomatis seperti pernapasan dan detak jantung.
Beberapa perubahan gaya hidup, seperti makan makanan kecil rendah karbohidrat, minum lebih banyak air, dan menghindari alkohol, dapat membantu meredakan gejala hipotensi pasca makan.
Dilansir dari verywealth.com, kondisi ini juga terkait dengan penumpukan darah di organ perut selama pencernaan. Proses ini mengurangi aliran darah ke bagian tubuh lainnya, menyebabkan penurunan tekanan darah, terutama saat berdiri.
Beberapa faktor yang mempengaruhi hipotensi pasca makan meliputi:
* Komposisi makanan, jenis nutrisi, dan pengosongan lambung
* Kecepatan penyerapan nutrisi dari saluran pencernaan
* Makanan tinggi karbohidrat yang dapat memperburuk gejala
Pada orang yang lebih tua, proses pencernaan cenderung mengakibatkan penumpukan darah lebih besar di perut. Penuaan, obat antihipertensi, serta kondisi medis lain seperti gagal jantung dapat meningkatkan risiko hipotensi pasca makan.
Pengobatan Hipotensi Pasca Makan
Hipotensi pasca makan dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kepala ringan, dan bahkan terjatuh, terutama pada orang dewasa yang lebih tua. Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya akan mengukur tekanan darah sebelum dan setelah makan.
Faktor yang Mempengaruhi Hipotensi Pasca Makan
* Usia: Hipotensi pasca makan terjadi pada sekitar sepertiga orang dewasa yang lebih tua, tetapi hampir tidak terjadi pada orang muda.
* Kondisi medis: Penderita hipertensi, Parkinson, ataksia sistem multiple, atau diabetes lebih berisiko mengalaminya. Penyakit-penyakit ini dapat mempengaruhi pusat otak yang mengatur sistem saraf otonom, yang bertanggung jawab mengatur proses tubuh internal.
Pencegahan Hipotensi Pasca Makan
Dilansir dari msdmanuals.com, Kamis (23/1/2025) berikut adalah beberapa langkah pencegahan untuk mengatasi hipotensi pasca makan:
- Makan makanan kecil, rendah karbohidrat, secara teratur: Menghindari makan dalam porsi besar dapat membantu mencegah penurunan tekanan darah yang tajam setelah makan. Makanan kecil dan rendah karbohidrat mengurangi beban pada sistem pencernaan dan mencegah lonjakan besar dalam aliran darah ke perut.
- Minum lebih banyak air: Menghidrasi tubuh dengan cukup air sebelum makan dapat membantu mempertahankan volume darah yang cukup untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.
- Hindari alkohol: Alkohol dapat melebarkan pembuluh darah, yang bisa memperburuk penurunan tekanan darah setelah makan. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari konsumsi alkohol, terutama saat makan.
- Tinggal duduk atau berbaring setelah makan: Jika merasa pusing setelah makan, disarankan untuk duduk atau berbaring sejenak. Ini membantu mencegah jatuh akibat penurunan tekanan darah yang cepat saat berdiri.
Pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup dapat sangat membantu dalam mencegah dan mengelola gejala seperti pusing atau terjatuh pada orang yang lebih tua. Jika gejala berlanjut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (Siti Laela Malhikmah)