Bisnis.com, JAKARTA — Pariwisata kembali menjadi tren gaya hidup sepanjang 2024, setelah masyarakat mulai kembali pulih dari kondisi Covid-19.
Tren perjalanan pariwisata terus mengalami peningkatan dengan kunjungan wisatawan mancanegara hingga Desember 2024 telah mencapai 11,57 juta kunjungan, dari target batas atas yang dipatok sebesar 14,3 juta.
Sementara itu, Kementerian Pariwisata juga memperkirakan jumlah wisatawan nusantara yang melakukan perjalanan mencapai 78,2 juta hingga Desember 2024.
Namun, tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana orang sudah rindu berwisata sehingga lebih fokus menyusun daftar acara atau itinerary yang pada. Tahun ini para wisatawan memilih melakukan perjalanan yang lebih santai, berkesan, berkualitas, dan memaknai kata "healing" yang sebenarnya.
Sebelumnya, mengutip Kementerian Pariwisata, ada sejumlah tren pariwisata tahun ini, yakni Bleisure, Wellness Experience, Deep and Meaningful, dan Set-Jetting.
Sementara itu, tren lainnya dari berbagai sumber menyebutkan wisata domestik dan sustainable traveling juga menjadi tren.
1. Bleisure
Bleisure, alias Business and Leisure menggabungkan konsep wisata sambil berbisnis atau bekerja, terutama pascapandemi Covid-19, dengan banyak perusahaan di Indonesia mulai memberi kebebasan untuk bekerja dari rumah, atau dari mana saja.
Kesempatan ini menciptakan bleisure (business and leisure) sebagai salah satu tren pariwisata 2024 yang banyak diminati wisatawan.
Hal ini juga disebutkan dalam tren pariwisata oleh RedDoorz, bahwa salah satu pendorong okupansi hotel di berbagai kota di Indonesia adalah tren bleisure, di mana orang bisa bekerja sambil liburan di beberapa destinasi wisata favorit, seperti Bali, Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, dan banyak lagi lainnya.
2. Wellness Experience
Memaknai arti "healing" sesungguhnya, untuk menyembuhkan, tren pariwisata pada 2024 berikutnya adalah wellness experience atau pengalaman wisata kebugaran.
Para wisatawan tak sedikit yang memasukkan tempat untuk bersantai, melakukan terapi relaksasi, hingga punya kelas Yoga ke dalam itinerary-nya. Sehingga liburan tidak sekadar melihat tempat-tempat baru, tapi juga sekaligus menyembuhkan mental dan fisik.
3. Liburan Berkesan dan Penuh Makna
Deep and meaningful turut menjadi tren pariwisata yang banyak diminati sepanjang tahun ini. Hal ini sesuai dengan survei oleh Booking.com, di mana para wisatawan menginginkan pengalaman wisata yang lebih berkualitas dan bermakna, alih-alih memilih mengunjungi tempat sebanyak-banyaknya.
Untuk memenuhi tren ini, Indonesia juga menjadi salah satu tujuan favorit dengan keindahan alam dan budaya yang kental, yang bisa memberikan pengalaman berwisata lebih berkesan dan penuh makna.
4. Set-Jetting
Set-Jetting adalah tren pariwisata di mana wisatawan mengunjungi tempat-tempat terkenal seperti lokasi syuting film, yang bisa menumbuhkan kebanggaan, terutama bagi para fans pemain film yang bermain di lokasi tersebut.
Selain menikmati keindahan alam, wisatawan juga bisa napak tilas, mereka adegan yang mereka lihat dalam film, melihat bangunan arsitektur, sambil mengenal budaya sekitar.
5. Liburan Domestik
Menurut riset Traveloka di Asia Pasifik, wisatawan tahun ini cenderung memprioritaskan untuk istirahat dan mengisi kembali energi, sehingga mereka lebih menyukai liburan di kota, atau berlibur domestik.
Sebanyak 47% orang Indonesia tertarik pada petualangan, dengan preferensi untuk objek wisata alam seperti pegunungan dan taman nasional dan menjelajah di negara sendiri.
Di Indonesia sendiri, keterjangkauan dan kenyamanan menjadi pendorong utama masyarakatnya lebih suka berwisata di dalam negeri.
6. Liburan Terjangkau
Di tengah ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian, harga sangat mendorong pengambilan keputusan dalam liburan.
Sebanyak 46% wisatawan Indonesia memprioritaskan keterjangkauan saat memilih akomodasi dan destinasi wisata baru.
7. Munculnya Berbagai Platform Perjalanan Digital
Platform digital semakin diperlukan, untuk membantu perencanaan perjalanan, yang menyederhanakan proses pemesanan akomodasi, transportasi, aktivitas, dan perencanaan rencana perjalanan.
Di pasar seperti Indonesia dan Singapura, 53% responden mengandalkan platform perjalanan digital untuk perjalanan wisata.
8. Perjalanan Berkelanjutan (Sustainable Traveling)
Perjalanan dengan konsep keberlanjutan juga semakin memengaruhi pilihan perjalanan di APAC. Minat khususnya kuat di India, Thailand, Vietnam, dan Indonesia, di mana lebih dari 80% responden menyatakan preferensi untuk perjalanan berkelanjutan.
Namun, kendala tetap ada seperti 32% wisatawan menganggap pilihan berkelanjutan terlalu mahal, sementara 32% lainnya tidak yakin di mana mencarinya.