Ilustrasi otak
Health

13 Protein yang Berdampak pada Penuaan Otak

Redaksi
Selasa, 10 Desember 2024 - 17:33
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah studi baru telah mengidentifikasi 13 protein yang mungkin terkait dengan penuaan otak dan suatu hari dapat digunakan sebagai perawatan anti-penuaan.

Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui mengapa protein-protein ini menunjukkan solusi spesifik untuk penyakit seperti demensia.

Dalam studi ini, para ilmuwan menganalisis pemindaian MRI dari hampir 11.000 orang berusia 45 hingga 82 tahun untuk memperkirakan “usia otak”.

Tim menentukan usia otak orang menggunakan kecerdasan buatan untuk melihat fitur fisiologis tertentu, seperti volume otak dan luas permukaan.

Temuan ini mengungkapkan sejauh mana otak mereka mengalami penuaan yang dipercepat. Tim kemudian menilai konsentrasi sekitar 3.000 protein dalam darah hampir 5.000 peserta. Darah menghubungkan otak ke seluruh tubuh, sehingga perubahan konsentrasi protein dalam darah harus mencerminkan perubahan serupa di otak.

Mereka menemukan bahwa konsentrasi protein dalam darah membeku karena usia biologis otak, dimana protein yang terkait dengan stress seluler dan peradangan meningkat seiring bertambahnya usia.  

Protein brevican, yang berfungsi dalam komunikasi neuron, menunjukkan penurunan signifikan yang berkaitan dengan kondisi demensia dan stroke. Para ilmuan menemukan bahwa konsentrasi dari 13 protein tersebut mencapai puncaknya dalam darah pada usia kronologis tertentu: 57, 70, dan 78 tahun.

Hal ini mencerminkan “gelombang” penuaan otak yang dapat digunakan sebagai titik acuan untuk menargetkan intervensi anti-penuaan di masa mendatang. Penemuan tentang “gelombang otak” yang baru-baru ini diungkapkan mengejutkan banyak pihak, termasuk Mark Mattson, professor ilmu saraf di Johns Hopkins.

Dia menyatakan bahwa hasil penelitian ini berbeda dengan pemahaman umum mengenai penuaan otak, yang biasanya menunjukkan penurunan fungsi secara bertahap. Meskipun kolerasi antara protein dalam darah dan penuaan otak berdasarkan citra Mri menarik, namun belum jelas karena keterbatasan penelitian.

Keterbatasan penelitian misalnya hanya menggunakan data dari orang tua yang Sebagian besar keturunanan Eropa, karena data mereka diambil dari basis data UK Biobank. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah protein berfluktuasi dengan cara yang sama pada individu dari dan etnis yang berbeda, serta bagaimana protein berubah sepanjang rentang hidup manusia. (Tesalonika Loris)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro