Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation, mengungkapkan potensi tak terduga dari infeksi COVID yang parah yaitu dapat membantu mengecilkan sel kanker.
Temuan mengejutkan ini, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tikus dengan berbagai jenis kanker stadium lanjut (stadium 4), termasuk kanker melanoma, paru-paru, payudara, dan usus besar.
Mereka memberi tikus tersebut obat yang meniru respons imun terhadap infeksi COVID yang parah, sehingga menginduksi produksi monosit khusus ini.
Hasilnya luar biasa. Tumor pada tikus mulai menyusut pada keempat jenis kanker yang diteliti.
Penelitian di sini berfokus pada jenis sel darah putih yang disebut monosit, sel kekebalan yang memainkan peran penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi dan ancaman kesehatan lainnya.
Pada pasien kanker, monosit itu dibajak oleh sel tumor dan diubah menjadi sel ramah kanker yang melindungi tumor dari sistem kekebalan tubuh.
Para peneliti mengungkapkan hasil dari temuan ini adalah infeksi COVID yang parah menyebabkan tubuh memproduksi jenis monosit khusus dengan sifat antikanker yang unik. Monosit yang “diinduksi” ini dilatih secara khusus untuk menargetkan virus, namun mereka juga mempertahankan kemampuan untuk melawan sel kanker.
Para peneliti menemukan bahwa monosit yang diinduksi ini memiliki reseptor khusus yang berikatan dengan baik dengan rangkaian RNA COVID tertentu. Ankit Bharat, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini dari Northwestern University di Chicago menjelaskan hubungan ini menggunakan analogi gembok dan kunci.
“Jika monosit adalah gembok, dan RNA COVID adalah kuncinya, maka RNA COVID adalah kunci yang sempurna," ujarnya dilansir dari conversation.