Stetoskop dokter/kemenkes
Health

Peluang Teknologi Kesehatan Terbuka Lebar, Good Doctor Luncurkan Sederet Fitur Baru

Mutiara Nabila
Sabtu, 23 November 2024 - 07:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Peluang penggunaan teknologi di dunia layanan kesehatan semakin besar. Menyambut hal ini, aplikasi kesehatan Good Doctor meluncurkan sederet fitur baru untuk mendukung kesehatan masyarakat Indonesia.

Danu Wicaksana, CEO Good Doctor memaparkan bahwa dari tren Health Tech menurut riset pada 2023, pasar Health Tech di Indonesia itu sangat berpengaruh besar dan bernilai tinggi. 

"Diprediksikan bahwa tahun 2025 atau tahun depan, nilai dari pasar tersebut sudah mencapai US$4 miliar, sangat besar," paparnya dalam Health Tech Summit 2024.

Menurut riset lainnya, pasar telehealth seperti telekonsultasi, telemedicine, di ASEAN bernilai sekitar US$2,3 miliar pada tahun ini, dan diprediksi akan menjadi US$6,5 miliar pada 2029. 

Menyambut hal itu, Good Doctor sebagai perusahaan telehalth yang berfokus pada pasar B2B, terus berinovasi dengan meluncurkan fitur-fitur terbaru seperti Digital Gatekeeper, Chronic Care Plan, Formularium, dan Client Portal yang dirancang untuk mendukung layanan kuratif tepat guna bagi Payor dan Pasien. 

"Fitur-fitur teknologi ini akan memungkinkan pengelolaan layanan kesehatan yang lebih efisien, sekaligus meningkatkan hasil layanan kesehatan bagi pasien,” ujar Danu di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

Pengembangan teknologi juga sejalan dengan fokus Kementerian Kesehatan melalui “EMR (Electronic Medical Record) yang telah diatur melalui Permenkes 24/2022 dan ditujukan untuk mendukung kesinambungan layanan kesehatan. 

"Seluruh penyedia inovasi telekesehatan berpeluang besar untuk berpartisipasi meningkatkan efektivitas sistem kesehatan nasional,” kata Setiaji, Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI.

Peningkatan sistem dan digitalisasi layanan kesehatan menjadi salah satu jalan mencegah orang menjadi sakit. Seperti yang dipaparkan dalam studi terbaru dari WHO menunjukkan bahwa manajemen perawatan preventif dapat mengurangi absensi akibat penyakit hingga 30%. 

“Dari fitur-fitur ini, kami akan menjajaki rencana kerja sama preventif jangka panjang, seperti program vaksinasi dewasa dan program wellness untuk karyawan. Hal ini juga sejalan dengan inisiatif Kementerian BUMN untuk meningkatkan kesehatan karyawan dan menekan biaya medis jangka panjang perusahaan,” tambah Danu.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro