Outlet Leader Sambal Seruit Buk Lin mencampur timun ke dalam sambal Seruit. nyeruit adalah budaya makan bersama khas Lampung yang dilakukan diatas cobek atau dalam istilah warga Lampung "Muput Lesung"./Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Kuliner

Jelajah Pelabuhan 2024: Nyeruit, Budaya Khas Lampung Hadir dalam Sambal Seruit Buk Lin

Muhammad Olga
Minggu, 22 September 2024 - 01:30
Bagikan

Bisnis.com, LAMPUNG - Provinsi Lampung ternyata tidak hanya dikenal sebagai penghasil perkebunan dan komoditas pisang. Lampung juga dikenal dengan beragam kuliner yang bisa dinikmati bagi para wisatawan, terutama yang berkunjung ke provinsi paling selatan di pulau Sumatera itu. 

Salah satu yang dikunjungi oleh Tim Jelajah Pelabuhan dan Logistik 2024 Bisnis Indonesia adalah Sambal Seruit Buk Lin. 

Berlokasi di sebelah Stadion Pahoman, Ir. H. Juanda, Bandar Lampung, Sambal Seruit jadi surganya para pecinta sambal nan pedas dan menjadi menu unggulan. 

Sambal Seruit sebenarnya hampir sama dengan sambal lainnya, yaitu perpaduan cabai, terasi, tomat kecil, yang membedakannya adalah cara penyajian dan pilihan rasa. 

Seruit diambil dari kata "nyeruit", budaya asli Lampung yang berarti makan bersama, sementara penyajian sambal seruit disebut muput lesung yang berarti makan bersama diatas satu cobek atau ulekan. 

Dalam Muput Lesung, sambal akan dicampur durian dan potongan ikan air tawar, kemudian diaduk rata semua sisi sambal di atas cobek. 

Setelah merata lalapan, sayuran rebus seperti bayam dan labu, terong hingga nasi ditumpuk menjadi satu diatas sambal dan cobek, makanan pun siap disantap bersama sambal seruit. 

Perpaduan pedas, gurih dan asin dari ikan, akan menjadi unik kala bertemu dengan manisnya durian dan membuat selera sangat tergugah. 

Berbagai lauk yang tim Jelajah Pelabuhan dan Logistik 2024 Bisnis Indonesia pesan, terasa nikmat kala berpadu dengan Sambal Seruit. 

Outlet Leader Sambal Seruit Buk Lin sedang memprakte,kan cara
Outlet Leader Sambal Seruit Buk Lin sedang memprakte,kan cara

Outlet Leader Sambal Seruit Buk Lin Pahoman, Alfarez mengaku budaya Nyeruit dan Muput Lesung sengaja dihadirkan di sini, untuk lebih memperkenalkan budaya Lampung ke seluruh Indonesia. 

Budaya nyeruit menggambakan kebersamaan antar masyarakat, bisa berseda gurau dan mempererat tali silahturahimi dengan makan bersama dalam satu wadah yang besar. 

"Untuk ngeliatin kebersamaan kita yang sangat ini kan, diadainlah muput kesung. Jadi makannya udah bareng-bareng, makannya barengan dalam satu piring.

Jadi memperlihatkan benar-benar kan kebersamanya antar orang Lampung. Aku juga pernah kak, nyeruitin orang Bali.

Dia ngomong sampe wow, sakral juga ya kak. " ujar Alfarez kepada Bisnis. 

Resto khas Lampung ini ternyata juga viral di beberapa platform media sosial, mulai dari Instagram hingga TikTok. 

Viralnya Sambal Seruit Buk Lin membawa berkah, dalam jika diakumulasi satu bulan maka sebanyak 2000 porsi terjual setiap harinya. 

Untuk harga, Anda tidak perlu khawatir kantong jebol, karena menu-menu yang disediakan masih tergolong murah, mulai dari Rp15.000 sampai paket makan 10 orang seharga Rp750.000.

Outlet Leader Sambal Seruit Buk Lin mencampur timun ke dalam sambal Seruit.
Outlet Leader Sambal Seruit Buk Lin mencampur timun ke dalam sambal Seruit.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro