Cacar monyet/kemenkes
Health

Fakta-fakta Penting Mpox Alias Cacar Monyet, Bisakah Jadi Pandemi?

Mia Chitra Dinisari
Jumat, 30 Agustus 2024 - 11:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Secara historis, kasus mpox alias cacar monyet jarang terjadi di luar Afrika. Namun, secara global, kasus ini mulai melonjak secara signifikan pada Mei 2022. 

Menanggapi naiknya kasus mpox, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan wabah ini sebagai Situasi Darurat Global, menyoroti penyebaran virus yang cepat dan potensi dampak kesehatan yang parah.

Vinod Balasubramaniam, Senior Lecturer, Microbiology, Jeffrey Cheah School of Medicine and Health Sciences, Monash University Malaysia, mengulas fakta-fakta virus mpox.

Menurutnya, dinamika penularan virus Virus cacar monyet menular dalam berbagai cara, termasuk dari manusia ke manusia sebagai penularan yang paling signifikan.

Penularan ini biasanya melibatkan kontak langsung dengan lesi atau cairan tubuh dari individu yang terinfeksi, terutama saat berhubungan intim.

Penularan virus cacar monyet juga bisa melalui percikan droplet saat melakukan tatap muka yang berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi. Selain itu, permukaan benda-benda yang terkontaminasi pun juga dapat menjadi perantara penyebaran virus cacar monyet.

Adapun penularan dari hewan ke manusia merupakan transmisi virus yang paling rawan. Penularan ini seringkali terjadi tanpa sadar lewat kontak langsung dengan hewan-hewan yang terinfeksi, seperti hewan pengerat atau primata, terutama di wilayah dengan masyarakat yang kerap mengkonsumsi daging hewan liar.

Bahkan, muncul pula laporan bahwa penularan virus mpox juga terjadi dari ibu ke janin yang dikandungnya. Epidemiologi atau pemahaman terhadap virus mpox telah mengalami pergeseran sejak wabah merebak pada Mei 2022.

Kasus mpox tercatat meningkat secara signifikan pada laki-laki yang berhubungan intim dengan sesama jenis, sehingga memicu dinamika penularan.

Adapun beberapa gejala yang mengindikasikan gejala mpox adalah demam, pembesaran, kelenjar getah bening, dan ruam kulit dengan wujud yang khas.

Meskipun mpox tidak begitu berbahaya dibandingkan cacar, penyakit ini tetap memicu risiko kesehatan yang signifikan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan manula.

Pengobatan dan Pencegahan

Strategi vaksinasi mpox secara signifikan berbeda untuk kedua jenisnya, Clade I dan Clade II, karena ada variasi tingkat keganasan, dinamika penularan, dan kondisi wabah.

Jenis mpox Clade I yang menjadi endemik di Afrika tengah, memiliki tingkat kematian lebih tinggi secara historis hingga 10%, dan cenderung ditularkan secara zoonosis (dari hewan ke manusia) dibandingkan dari manusia ke manusia.

Sebaliknya, pada Clade II, khususnya subtipe Clade IIa dan IIb, tingkat kematiannya dilaporkan lebih rendah, sekitar 3,6%. Meski begitu, jenis virus ini mampu memicu wabah global sejak tahun 2022, yang sebagian besar menyebar melalui kontak antar manusia,
terutama saat berhubungan intim.

Program vaksinasi untuk jenis Clade I memprioritaskan kelompok berisiko di daerah endemik, dengan strategi pemberian vaksin secepat mungkin setelah terpapar.

Langkah ini diambil karena tingkat keparahan yang dapat disebabkan oleh jenis virus tersebut. Vaksin seperti JYNNEOS dan ACAM2000 diharapkan dapat memberikan perlindungan silang terhadap Clade I, meskipun efektivitas spesifiknya masih terbatas.

Edukasi kesehatan masyarakat tentang penularan zoonosis juga sangat penting untuk mencegah terjadinya wabah. Untuk Clade II, strategi vaksinasi dilaporkan sudah lebih agresif, terutama untuk Clade IIb, di mana vaksin seperti JYNNEOS disebarkan di daerah
non-endemis dengan target laki-laki yang berhubungan intim sesama jenis, serta kelompok berisiko tinggi lainnya.

Selain itu, dilakukan pula upaya preventif sebelum dan sesudah kontak langsung dengan penderita mpox, yang didukung oleh upaya global untuk membangun persediaan vaksin dan memastikan distribusi yang merata, terutama di Afrika, yang mengalami kekurangan pasokan vaksin.

Meskipun JYNNEOS dan ACAM2000 menunjukkan efektivitas terhadap Clade II, di mana JYNNEOS terbukti mampu memberikan perlindungan 100% pada penelitian hewan primata, namun data mengenai efektivitasnya terhadap Clade I masih terbatas.

Pengobatan antivirus seperti Teco Virimat juga terbukti tidak efektif, sehingga menyoroti urgensi riset lebih lanjut mengenai perawatan yang efektif untuk penanganan mpox.

Wabah terkini dan respons global

Munculnya kasus mpox di wilayah non-endemis menimbulkan kekhawatiran terhadap kesiapan sektor kesehatan masyarakat setempat.

Sejumlah negara, termasuk Australia, telah meningkatkan pengawasan dan memperluas edukasi kesehatan masyarakat untuk memantau dan mencegah potensi wabah virus mpox.

Penetapan mpox sebagai Situasi Darurat Global oleh WHO menegaskan betapa pentingnya memitigasi potensi penyebaran cepat penyakit ini, terutama pada kelompok masyarakat dengan kekebalan tubuh yang rendah akibat berhentinya program vaksinasi cacar.

Apalagi mengingat rendahnya kekebalan terhadap virus orthopoxvirus di Australia, kewaspadaan yang tinggi sangat diperlukan untuk mencegah masuknya cacar monyet, terutama melalui perjalanan internasional.

Laporan terkini mengindikasikan bahwa wabah mpox di seluruh dunia terus meluas, dengan munculnya kasus-kasus baru di berbagai negara, termasuk di kawasan Eropa dan Amerika. 

Kemunculan jenis mpox Clade I yang lebih ganas baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran terkait potensinya menjadi pandemi global, terutama di wilayah Indo-Pasifik.

Jenis virus ini kemudian dikaitkan dengan tingkat kematian dan penularan yang lebih tinggi dan mulai mewabah di beberapa negara termasuk Swedia dan Indonesia.

Oleh karenanya, WHO pun menyatakan kondisi tersebut sebagai Situasi Darurat Global yang perlu mendapat perhatian serius dari masyarakat luas.

Pada tahun 2024, lebih dari 15.600 kasus dan sekitar 500 kematian akibat mpox telah dilaporkan, sebagian besar dari Republik Demokratik Kongo, yang menandakan betapa seriusnya penyakit ini.

Kawasan Indo-Pasifik, yang saling terhubung dan memiliki kapasitas pelayanan medis yang berbeda-beda, dapat menghadapi risiko besar jika penyebaran virus tidak terkendali.

Kemunculan virus mpox jenis Clade I di luar Afrika, seperti yang terjadi di Swedia, mengindikasikan bahwa virus ini dapat melintasi perbatasan dengan mudah, sehingga menjadi ancaman bagi negara-negara dengan infrastruktur kesehatan masyarakat yang kurang memadai.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro