Bisnis.com, JAKARTA - Wanita yang mengidap endometriosis mengalami gangguan pada fungsi organ reproduksi. Jika dibiarkan dalam kurun waktu lama, dapat memicu penurunan kesuburan dan peluang kehamilan.
Dilansir dari Mayo Clinic, endometriosis merupakan penyakit yang menyerang sistem reproduksi wanita. Kondisi yang disebut sebagai kista cokelat ini, menyebabkan jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim.
Nantinya, endometriosis membuat jaringan mengalami proses penebalan seperti saat wanita sedang mengalami siklus menstruasi. Namun, pada proses ini darah menjadi mengendap dan tidak dapat keluar karena terletak di luar rahim. Jika tidak segera ditangani, bisa mengiritasi jaringan disekitarnya.
Para penderita endometriosis umumnya mengalami gejala nyeri panggul seperti menstruasi, tetapi dengan kadar sakit yang lebih parah. Adapun gejala lainnya, simak berikut ini.
- Sakit yang muncul saat berhubungan seks atau setelahnya
- Rasa sakit saat buang air kecil dan besar
- Volume darah yang meningkat saat menstruasi
- Mengalami pendarahan di luar siklus menstruasi
- Mual selama menstruasi
- Muncul darah pada urine atau feses
- Diare
- Kelelahan
- Kembung
Penyebab Endometriosis
1. Transformasi sel embrio
2. Perubahan sel yang belum matang
3. Gangguan sistem imun tubuh
4. Retrograde menstruation, yaitu aliran darah menstruasi yang tidak keluar
5. Perubahan sel peritoneum
6. Tindakan bedah
7. Faktor lingkungan
Pengobatan Endometriosis:
1. Pemberian obat pereda nyeri
Para penderita endometriosis dianjurkan untuk mendapatkan pengobatan berupa pemberian obat pereda nyeri seperti ibuprofen, anti inflamasi non steroid, atau naproxen sodium. Obat ini digunakan untuk membantu meringankan kram menstruasi.
2. Terapi hormon
Hormon tambahan cukup efektif dalam mengurangi atau meredakan rasa sakit akibat endometriosis. Karena, ketidakstabilan hormon selama siklus menstruasi menjadi penyebab utama implan endometrium menebal, berdarah, dan pecah. Maka dari itu, obat hormon digunakan untuk memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium dan mencegah implan baru.
Berikut Terapi Hormon Endometriosis
• Terapi androgen, dapat membantu menekan produksi hormon estrogen yang berkontribusi dalam mengurangi pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim.
• Pemasangan intrauterine device (IUD), membantu mengurangi nyeri dengan mengendalikan pertumbuhan jaringan endometrium. Terapi dilakukan dengan memasukkan perangkat kecil ke dalam rahim.
• Gonadotropin releasing hormone (Gn-RH) agnosis dan antagonis. Terapi ini dapat menghentikan produksi hormon perangsang ovarium, mencegah menstruasi, dan menurunkan kadar estrogen. Semuanya berkontribusi untuk menyusutkan jaringan endometrium.
• Penghambat aromatase, terapi dilakukan dengan pemberian obat untuk mengurangi jumlah estrogen dalam tubuh. Biasanya disertai dengan progestin atau kontrasepsi hormonal untuk mencegah endometriosis.
• Kontrasepsi hormonal, pemberian alat kontrasepsi seperti pil KB, tambahan dan cincin vagina guna mengontrol hormon yang menjadi pemicu penumpukan jaringan endometrium.
3. Operasi konservatif
Bagi wanita pengidap endometriosis yang sedang mencoba program hamil, dapat melakukan pengobatan dengan pembedahan untuk mengangkat implan endometriosis. Tindakan ini guna mempertahankan rahim dan indung telur, sehingga dapat meningkatkan peluang kehamilan. Operasi endometriosis yang dapat dilakukan meliputi laparotomi, laparoskopi, dan histerektomi.
4. Perawatan kesuburan
Para pengidap penyakit endometriosis dapat menjalani perawatan kesuburan untuk mendapatkan peluang kehamilan. Nantinya, perawatan ini bekerja dengan merangsang indung telur untuk menghasilkan lebih banyak sel telur atau in vitro fertilization (IVF).
Faktor Risiko Endometriosis
• Tingkat hormon estrogen tubuh yang tinggi
• Gaya hidup tidak sehat
• Vagina, rahim, atau leher rahim memiliki bentuk tidak normal sehingga mengakibatkan menstruasi terhambat
• Mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun
• Siklus menstruasi kurang dari 27 hari
• Kurang mengonsumsi asupan asam lemak omega 3
• Memiliki riwayat anggota keluarga yang mengidap endometriosis
• Gangguan sistem imun
• Pernah atau sedang mengidap infeksi panggul
Tips Mencegah Endometriosis
1. Olahraga
Olahraga yang dilakukan secara rutin dan teratur dapat membantu menjaga berat badan tetap stabil. Karena, kelebihan berat badan dapat memicu endometriosis, akibat meningkatnya produksi estrogen yang menurunkan kinerja sistem reproduksi. Maka, mulai sekarang Anda harus berolahraga selama 15 - 30 menit per hari atau 150 menit dalam seminggu.
2. Menghindari alkohol
Alkohol yang dikonsumsi dapat mempengaruhi tingkat hormon dalam tubuh seperti estrogen. Apabila kadarnya terlalu tinggi, bisa memicu pertumbuhan jaringan endometriosis di luar rahim. Karena itu, dianjurkan mengurangi jumlah konsumsi alkohol untuk menjaga keseimbangan hormonal.
3. Menjalani gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Dalam upaya pencegahan endometriosis, wanita harus membatasi beberapa makanan atau minuman yang memicu penyakit ini. Diantaranya, membatasi asupan kafein, hindari minuman manis dan bersoda, serta batasi konsumsi daging marah. (Nur Afifah Azahra Aulia)