Waspada! Ini Penyebab Kasus Stroke di Usia Muda Meningkat
Health

Waspada! Ini Penyebab Kasus Stroke di Usia Muda Meningkat

Redaksi
Rabu, 5 Juni 2024 - 08:31
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan peningkatan penyakit stroke di kalangan usia 18 dan 44 tahun meningkat hampir 15%, sedangkan 16% pada rentang usia 45 hingga 64 tahun.

Menurut CDC dari tahun 2011-2013 hingga 2020-2022, peningkatan sebesar 9,3% pada perempuan dan 6,2% pada laki-laki. Lalu 16,1% di kalangan Hispanik dan 52,3% pada kalangan penduduk asli Hawai atau Kepulauan Pasifik.

Berbagai studi menyebutkan gaya hidup tidak sehat adalah penyebab utama meningkatkan stroke di kalangan usia muda.

Pasalnya, kawula muda kerap berpikir bahwa di usia tersebut tidak mudah terserang penyakit sehingga mengesampingkan aktivitas yang bermanfaat bagi tubuh.

Penyebab Stroke di kalangan Muda

1. Obesitas

Menurut Institut Nasional Diabetes dan Gangguan Pencernaan dan Ginjal menyebabkan obesitas dapat mempengaruhi faktor risiko terkena stroke. Dalam laporannya di tahun 2017-2018, penderita obesitas pada kelompok umur 40-59 tahun sebanyak 12%, 20-39 tahun 9%, dan 60 tahun ke atas sebanyak 6%.

Lemak berlebih bagi penderita obesitas mengakibatkan peradangan di jaringan tubuh yang meningkatkan penyumbatan darah. Seperti diketahui bahwa stroke disebabkan tersumbatnya aliran darah ke otak.

2. Merokok

Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah perokok aktif di Indonesia sekitar 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya adalah kelompok umur 10-18 tahun. Selain itu, data dari Survei Kesehatan Indonesia pada tahun 2023 menunjukan 56,5% dari kelompok usia 15-19 tahun merupakan perokok aktif, dan 18,4% lainnya berusia 10-14 tahun.

Dapat dilihat bahwa perokok aktif berasal dari kalangan muda, padahal rokok memiliki kandungan zat adiktif yang memicu risiko kanker dan membuat mengecilnya arteri sehingga menyumbat aliran darah. Karbon monoksida dalam asap rokok adalah pelaku utama karena menurunkan kadar oksigen dalam darah. Rokok memicu inflamasi dan pembengkakan pembuluh darah, akibatnya individu yang menggunakan rokok dalam jangka waktu panjang berisiko besar terserang stroke.

3. Diabetes

Penderita diabetes rentan mengalami stroke karena tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah. Berdasarkan catatan Kemenkes, prevalensi diabetes sebesar 10% terjadi pada penduduk berusia 15 tahun. Di samping itu, data yang dihimpun dari Survei Kesehatan Indonesia 2023, menunjukan bahwa anak-anak berusia di bawah 10 tahun telah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula lebih dari 50% per hari.

Hal ini disebabkan kebiasaan orang tua yang selalu memberikan makanan atau minuman manis sejak kecil. Akibatnya anak-anak menjadi kecanduan untuk terus mengonsumsi aneka olahan berbahan dasar gula. Kadar gula yang berlebih menghambat penyerapan protein, sehingga selain stroke, kalangan muda juga berisiko terjangkit kompleksitas penyakit.

4. Hipertensi

Pada tahun 2019, American Heart Association Journal mencatat hipertensi menyerang 1 dari 8 orang berusia 20-40 tahun. Berdasarkan Riskesdas 2018, menemukan lebih dari 34,1% orang berusia 18 tahun sudah terjangkit hipertensi. Bukan tanpa alasan, Hipertensi memberikan tekanan tinggi pada dinding arteri yang dapat merusak dan menyumbat arteri untuk mengalirkan darah ke otak. Selain itu, Tekanan darah tinggi memicu pecahnya pembuluh darah di otak.

Oleh sebab itu, penderita hipertensi harus mampu mengontrol aktivitas dan pola makan agar peningkatan darah tidak naik secara drastis. Hindari mengangkat beban dan stress karena kedua hal tersebut merupakan pemicu utama darah meningkat sehingga berisiko pecah pembuluh darah.

5. Konsumsi Makanan Ultra Proses

Bagi kalangan muda mengonsumsi makanan ultra proses menjadi hal yang lumrah, padahal dibalik itu semua menyimpan masalah kesehatan terutama terserang stroke. Dilansir scientific American, anak-anak dan remaja di Amerika Serikat mengonsumsi makanan ultra proses hingga 70%, sedangkan pada orang dewasa hanya 60%.

Makanan ultra proses merupakan makanan yang diolah secara berkala oleh pelaku industri dengan kandungan tinggi garam, gula, dan lemak agar dapat awet dalam kemasan. Dilansir Medical News Today, makanan ultra proses meningkatkan risiko stroke sebesar 8%. Pasalnya, kandungan tersebut meningkatkan kadar lemak yang berkaitan dengan hipertensi dan mengecilnya saluran arteri. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro