Para demonstran di Khartoum, Sudan yang merupakan salah satu dari 10 Negara Termiskin di Dunia, Mayoritas di Benua Afrika/Reuters-Mohamed Nureldin Abdallah
Travel

10 Negara Termiskin di Dunia, Mayoritas di Benua Afrika

Mutiara Nabila
Jumat, 3 Mei 2024 - 17:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara di dunia sebenarnya mempunyai kekayaan dan sumber daya yang cukup untuk menjamin seluruh umat manusia menikmati standar hidup yang layak.

Namun, masyarakat di negara-negara seperti Burundi, Sudan Selatan, dan Republik Afrika Tengah masih hidup dalam kemiskinan yang parah.  

Sementara itu, bagi negara-negara yang berpotensi menjadi negara termiskin di dunia seperti Afghanistan, Suriah, dan Eritrea, ketidakstabilan politik dan konflik yang terjadi selama bertahun-tahun membuat mustahil untuk melakukan penilaian karena kurangnya angka ekonomi yang dapat diandalkan.

PDB per kapita sering kali dianggap sebagai metrik standar ntuk mengukur tingkat kemiskinan suatu negara, untuk menunjukkan perbedaan biaya hidup dan tingkat inflasi dengan menggunakan paritas daya beli. 

Namun, sulit untuk menentukan penyebab tunggal kemiskinan jangka panjang. Beberapa faktor seperti pemerintahan yang korup, dapat membuat negara yang sangat kaya menjadi negara miskin. Begitu juga dengan sejarah kolonisasi yang eksploitatif, lemahnya supremasi hukum, perang dan kerusuhan sosial, kondisi iklim yang buruk, atau negara tetangga yang bermusuhan dan agresif.  

Faktor lainnya di antaranya adalah negara yang terlilit utang tidak akan mampu membiayai sekolah yang bagus, dan angkatan kerja yang berpendidikan rendah akan membatasi kapasitas kerja. Selain itu, pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu juga memperburuk keadaan negara yang sudah buruk. 

Di 10 negara terkaya di dunia rata-rata daya beli per kapita tahunannya lebih dari US$110.000. Sedangkan, di 10 negara termiskin kurang dari US$1.500. Bagian terburuknya adalah kemiskinan sering kali cenderung menambah kemiskinan.

Berikut ini 10 negara termiskin di dunia pada 2024 melansir Global Finance:

10. Yaman 

Negara berpenduduk sekitar 35 juta jiwa ini, salah satu negara paling miskin di Semenanjung Arab, telah terlibat dalam konflik sejak akhir 2014 sebagai akibat perebutan kekuasaan antara pemerintah yang didukung Saudi dan gerakan pemberontak Houthi.  

Perang tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 150.000 orang, menghancurkan perekonomian dan menghancurkan infrastruktur penting. Akibatnya, saat ini, di negara kaya minyak ini, lebih dari 80% penduduknya hidup dalam kemiskinan.

9. Madagaskar  

Sejak dinyatakan merdeka dari Prancis pada 1960, Madagaskar telah mengalami ketidakstabilan politik, kudeta yang disertai kekerasan, dan sengketa pemilu. Terpilih pada 2019, presiden Andry Rajoelina berkuasa dan berjanji untuk memberantas korupsi, mengurangi kemiskinan, dan mengembangkan perekonomian. Namun, seperti pada umumnya, janji-janji itu hanya sebatas janji. 

Madagaskar masih menjadi salah satu negara dengan tingkat kemiskinan tertinggi di dunia, yaitu sekitar 75%, pertumbuhannya lamban, dan inflasi mencapai hampir 8%.  Meski begitu, Rajoelina terpilih kembali pada Desember 2023.

Selain itu, negara ini juga dihadapkan pada serangkaian tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seiring dengan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi Covid-19, ketika pengiriman gandum dari Ukraina terhenti akibat invasi Rusia pada 2022, harga pangan meroket, sehingga memperdalam penderitaan warga negara kepulauan tersebut.  

Madagaskar juga termasuk dalam 10 negara teratas di dunia yang paling rentan terhadap bahaya iklim, dengan kekeringan, banjir, dan angin topan yang mengakibatkan kematian dan perpindahan penduduk, serta kerusakan pada rumah, infrastruktur, dan tanaman pangan.

8. Liberia

Republik tertua di Afrika ini termasuk dalam peringkat negara-negara termiskin di dunia selama bertahun-tahun.  Ekspektasinya tinggi ketika mantan bintang sepak bola George Weah menjadi presiden pada 2018. Masa jabatannya malah dirusak oleh inflasi yang tinggi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang negatif, hingga pada 2023 dia dikalahkan oleh pemimpin oposisi dan mantan wakil presiden Joseph Boakai dalam pemilu putaran baru.  

Boakai mungkin lebih mudah menghadapinya dibandingkan Weah, setelah mengalami kontraksi pada 2020 dan 2021, pertumbuhan kembali dimulai pada 2022. Kini diperkirakan pertumbuhannya diperkirakan akan mencapai sekitar 5,3% pada 2024 dan tetap di atas 6% pada tahun-tahun mendatang.

7. Malawi 

Sebagai salah satu negara terkecil di Afrika, perekonomian Malawi, yang sebagian besar bergantung pada tanaman tadah hujan, masih rentan terhadap guncangan terkait cuaca. Kerawanan pangan di daerah pedesaan sangatlah tinggi.

Malawi mempunyai pemerintahan yang stabil sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1964. Namun, pada 2020, mahkamah konstitusi membatalkan kemenangan mantan presiden Peter Mutharika dalam pemilihan umum dengan alasan adanya gangguan suara.  

Teolog dan politisi Lazarus Chakwera, yang dilantik menggantikannya, menyatakan bahwa dia ingin memberikan jenis kepemimpinan yang membuat semua orang sejahtera, namun perubahan struktural lambat terwujud. Saat ini, Malawi sedang bergulat dengan krisis ekonomi yang menyebabkan kekurangan bahan bakar, lonjakan harga pangan, dan devaluasi mata uang yang tajam. 

Pada 2023, menurut Bank Dunia, lebih dari 70% penduduk diperkirakan hidup di bawah garis kemiskinan internasional.

6. Nigeria

Dengan 80% wilayahnya yang terkurung daratan ditutupi oleh Gurun Sahara dan populasi yang berkembang pesat bergantung pada pertanian skala kecil, Niger berada di bawah ancaman kerawanan pangan tinggi, begitu pula angka penyakit dan kematian. Selain itu, bentrokan yang berulang antara tentara dengan afiliasi ISIS, Boko Haram, telah menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Pada 2021, Niger melantik presiden baru, mantan guru dan mantan menteri dalam negeri Mohamed Bazoum, dalam transfer kekuasaan demokratis pertamanya. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 12% pada 2022, segala sesuatunya tampak membaik.  

Namun, pada musim panas 2023, Bazoum digulingkan dan dipenjarakan oleh anggota pengawal presidennya. Junta militer tetap berkuasa sejak saat itu.

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro