Bisnis.com, JAKARTA – Letusan Gunung Ruang beberapa hari lalu tidak hanya memuntahkan awan panas dan petir vulkanik, namun juga menyemburkan Sulfur Dioksida (SO2).
Gas tersebut ternyata memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sulfur dioksida adalah salah satu gas-gas oksida sulfur (Sox) yang mudah larut dalam air dan memiliki bau khas namun tidak berwarna.
Gas ini terbentuk ketika terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur.
Sedangkan kandungan sulfur terdapat di material mentah yang belum diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang mengandung aluminium.
Salah satu sumber utama sulfur adalah aktivitas pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batu bara dan minyak diesel dalam proses pengolahannya.
Saat Gunung Ruang mengeluarkan gas sulfur dioksida akan mudah terdeteksi lewat indra penciuman karena memiliki karakteristik bau yang tajam.
Gas ini juga tidak mudah terbakar di udara. Namun, adanya SO2 patut diwaspadai dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan dan lingkungan, yakni.
1. Manusia
Gas SO2 mampu menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, seperti tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. Dampak ini jauh lebih berbahaya ketika dihirup oleh seseorang dengan riwayat asma.
Ketika SO2 terlontar ke udara dapat berubah menjadi aerosol sulfat. Aerosol sulfat memiliki karakteristik sangat halus sehingga lebih mudah masuk kedalam sistem pernapasan. Aerosol sulfat sangat berbahaya dibandingkan partikel lainnya karena mempunyai sifat korosif dan karsinogen. Hal ini memperburuk aktivitas bernapas yang berujung pada kematian.
2. Lingkungan
Bahaya lainnya dapat merusak lingkungan alam dan memengaruhi iklim. Pasalnya, sulfur dioksida adalah salah satu penyebab terjadinya hujan asam, di mana merupakan hasil dari reaksi bahan bakar fosil di udara dengan oksigen sehingga membentuk sulfur dioksida dan nitrogen dioksida.
Hujan asam bukan seperti pada hujan pada umumnya, air yang turun akibat hujan asam mampu meningkatkan kadar keasaman tanah dan sangat berbahaya bagi ikan dan tanaman. Namun, di beberapa tempat air dari hujan asam dapat dinetralkan oleh jenis batuan dan tanaman tertentu.
3. Tanaman
Sulfur dioksida memberikan dampak buruk bagi tanaman, di mana membunuh jaringan pada daun. Terlebih kenaikan kelembaban udara dapat memperparah ekosistem tanaman itu sendiri dan meninggalkan noda putih atau coklat pada permukaan daun yang lambat laun akan membuat tumbuhan menjadi mati.
Selain itu, sulfur dioksida membuat tanaman sulit mendapatkan magnesium yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan tanaman.
4. Hewan
Tak hanya manusia yang terancam kesehatannya akibat sulfur dioksida, hewan juga berpeluang besar akan dampak tersebut. Terpaparnya tanaman dan air akibat hujan asam membuat penurunan pH. Penurunan itu menyebabkan berkurangngnya jumlah bahan organic di suatu daerah dan suatu pergeseran keadaan oligotropik di danau. Gas ini menimbulkan zat toksik terhadap ekosistem.
Sebagai informasi, Gunung Ruang yang terletak di Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara beberapa kali mengalami kenaikan level akibat aktivitas yang signifikan. Hal itu diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Pada 16 April 2024, pukul 10.00 WITA, Gunung Ruang berada di level II (waspada). Selang 6 jam, tepatnya pukul 16.00 WITA, status Gunung Ruang naik ke level III (siaga). Hingga pada tanggal 17 Agustus April 2024, pukul 21.00 WITA, Gunung Ruang naik ke level IV (awas) yang mengharuskan warga disekitar wilayah P. Tagulandang meninggalkan tempat tinggalnya diluar radius 6 km. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)
