Dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini merupakan komplikasi jangka pendek hingga panjang yang dapat terjadi pada bayi yang lahir prematur.
1. Jangka pendek
Masalah Pernapasan
Bayi prematur mungkin mengalami kesulitan bernapas karena dilahirkan dengan paru-paru yang belum berkembang sempurna. Mereka membutuhkan oksigen selama beberapa minggu atau bulan, namun seringkali masalah ini dapat diatasi.
Masalah Jantung
Beberapa masalah jantung yang umum dialami bayi prematur adalah Paten Duktus Arteriosus (PDA). Cacat jantung ini seringkali sembuh dengan sendirinya. Namun tanpa pengobatan dapat menyebabkan masalah seperti gagal jantung, saat itulah jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya.
Masalah Otak
Semakin dini bayi lahir, semakin besar pula risiko terjadinya pendarahan di otak. Sebagian besar perdarahan bersifat ringan dan dapat diatasi dengan dampak jangka pendek yang kecil. Namun beberapa bayi mungkin mengalami pendarahan otak yang lebih besar sehingga menyebabkan cedera otak permanen.
Masalah Kontrol Suhu
Bayi prematur bisa kehilangan panas tubuhnya dengan cepat. Jika suhu tubuh turun terlalu rendah, hal ini dapat menyebabkan hipotermia, yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan kadar gula darah rendah. Itu sebabnya bayi prematur memerlukan panas ekstra dari penghangat atau inkubator pada awalnya.
Masalah Pencernaan
Bayi prematur memiliki sistem pencernaan yang belum berkembang sempurna. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti Necrotizing Enterocolitis (NEC). Dengan NEC, sel-sel yang melapisi dinding usus terluka. Masalah ini bisa terjadi pada bayi prematur setelah mereka mulai menyusu. Bayi prematur yang hanya mendapat ASI memiliki risiko lebih rendah terkena NEC.
Masalah Pada Darah
Bayi prematur berisiko mengalami masalah darah seperti anemia dan penyakit kuning pada bayi baru lahir. Bayi prematur mengalami penurunan darah lebih banyak, serta adanya penyakit kuning pada bayi baru lahir, kulit dan mata tampak kuning. Hal ini terjadi karena darah bayi terlalu banyak mengandung zat berwarna kuning yang berasal dari hati atau sel darah merah. Zat ini disebut bilirubin. Penyakit kuning mempunyai banyak penyebab, namun lebih sering terjadi pada bayi prematur.
Masalah Metabolisme
Bayi prematur seringkali mengalami masalah metabolisme. Beberapa bayi prematur mungkin memiliki kadar gula darah yang sangat rendah. Hal ini dapat terjadi karena bayi prematur seringkali memiliki jumlah simpanan gula darah yang lebih sedikit dibandingkan bayi cukup bulan.
Masalah Sistem kekebalan tubuh
Bayi prematur biasanya memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang sepenuhnya. Hal ini dapat menyebabkan risiko penyakit yang lebih tinggi. Infeksi pada bayi prematur dapat dengan cepat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan masalah yang mengancam jiwa yang disebut sepsis.
Jangka panjang
Kelumpuhan otak
Penyakit ini dapat menyebabkan masalah pada gerakan, tonus otot, atau postur tubuh. Disebabkan karena infeksi atau aliran darah yang buruk, selain itu juga bisa disebabkan oleh cedera pada otak bayi baru lahir, baik di awal kehamilan atau saat bayi masih kecil.
Kesulitan belajar
Bayi prematur lebih cenderung tertinggal dan kemungkinan besar akan mengalami ketidakmampuan belajar.
Masalah penglihatan
Bayi prematur mungkin terkena penyakit mata yang disebut retinopati prematuritas. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah membengkak dan tumbuh di jaringan penginderaan cahaya di bagian belakang mata, yang disebut retina.
Masalah pendengaran
Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi kehilangan pendengaran. Semua bayi harus diperiksa pendengarannya sebelum pulang dari rumah sakit.
Masalah gigi
Bayi prematur lebih mungkin mengalami cacat pada lapisan luar gigi yang keras, yang disebut email, dibandingkan bayi cukup bulan, juga mungkin memiliki gigi yang membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh.
Masalah perilaku dan kesehatan mental
Anak-anak yang lahir lebih awal mungkin lebih mengalami keterlambatan perkembangan dibandingkan anak-anak yang lahir cukup bulan.
Masalah kesehatan yang sedang berlangsung
Bayi prematur juga berisiko lebih tinggi terkena sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Saat itulah bayi meninggal karena alasan yang tidak jelas, sering kali saat tertidur. (Luygi Ambhara Putri)