Bisnis.com, JAKARTA - Seperti halnya penyakit fisik, penyakit mental tak bisa disepelekan, terlebih karena memiliki banyak jenis.
Belakangan, yang ramai menjadi perbincangan adalah soal korban-korban orang yang terkena amarah pasangannya namun memperlihatkan sikap yang 180 derajat berbeda ketika pasangannya menyatakan ingin pergi atau memutuskan hubungan.
Salah satu jenis penyakit mental yang menyebabkan hal itu adalah Borderline Personality Disorder (BPD). Hal ini ditandai dengan suasana hati, emosi, dan perilaku yang tidak stabil.
Melansir Kementerian Kesehatan, Borderline Personality Disorder (BPD) adalah salah satu dari jenis gangguan mental yang membuat penderitanya sulit mengendalikan emosi.
Kondisi ini bisa membuat kehidupan penderitanya terganggu karena suasana hatinya tidak stabil, mengalami cemas yang berlebihan, dan kesulitan menjalani hubungan sosial.
Diperkirakan 1 hingga 4 persen orang di dunia mengidap penyakit ini. Umumnya gejala BPD muncul ketika memasuki masa remaja akhir, dan lebih sering dialami oleh wanita.
Tak hanya mengalami kecemasan dan perubahan suasana hati, penderita BPD juga memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri maupun orang lain.
Borderline personality disorder atau gangguan kepribadian ambang umumnya sangat kesulitan dalam mengontrol emosi, memiliki masalah pada citra diri, dan sering kali terlibat dalam pola hubungan yang tidak stabil.
Penderita gangguan kepribadian memiliki cara pikir, cara pandang, dan perasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang pada umumnya. Kondisi ini sering kali menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk hubungan penderita dengan orang lain.
Penyebab BPD (Borderline Personality Disorder)
Kemenkes menyebutkan penyebab borderline personality disorder sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor di bawah ini diduga dapat memicu terjadinya BPD.
Pertama, peristiwa traumatis seperti pelecehan, kekerasan, atau penelantaran saat masa kanak-kanak. Selain itu, komunikasi yang buruk dalam keluarga juga dapat meningkatkan risiko terjadinya BPD.
Kedua, faktor genetik. Menurut beberapa penelitian, gangguan kepribadian dapat diturunkan secara genetik. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian ambang lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Ketiga, kelainan pada otak. Berdasarkan penelitian, penderita BPD memiliki kelainan pada struktur dan fungsi otak, terutama pada area yang mengatur perilaku dan emosi. Penderita BPD juga diduga memiliki kelainan fungsi zat kimia otak yang berperan dalam mengatur emosi.
Gejala BPD (Borderline Personality Disorder)
Gejala BPD pun kerap kali dianggap sebagai bipolar karena bentuknya yang sangat mirip.
Berikut gejala-gejala yang mengindikasikan penderita mengalami borderline personality disorder:
1. Perubahan suasana hati secara drastis
Orang yang mengidap BPD dapat mengalami perubahan suasana hati secara mendadak terhadap diri sendiri maupun orang lain. Emosinya bisa irasional, seperti kemarahan, ketakutan, kecemasan, kebencian, dan kesedihan yang tidak terkendali. Pengidapnya mungkin bisa sampai marah atau menyerang orang lain dan kesulitan untuk menenangkan dirinya sendiri.
2. Takut ditinggalkan
Mereka bisa tidak nyaman dengan kesendirian dan takut ditolak sampai ditinggalkan oleh orang lain. Dalam kasus yang ekstrem, pengidapnya bisa nekat untuk melacak keberadaan orang yang mereka cintai atau mencegah orang tersebut pergi.
3. Kesulitan mempertahankan hubungan
Sebagian besar pengidap BPD kesulitan untuk mempertahankan hubungannya baik persahabatan, berpasangan, pernikahan, dan hubungan mereka dengan anggota keluarga. Hubungan yang dijalani penderiita BPD umumnya kacau dan tidak stabil.
4. Perilaku impulsif dan berbahaya
Pengidap BPD juga kerap berperilaku impulsif dan melakukan perilaku-perilaku berbahaya, seperti mengemudi dengan sembarangan, senang berkelahi, berjudi, penyalahgunaan zat, dan aktivitas seksual yang tidak aman. Perilaku ini bisa sulit atau tidak mungkin dikendalikan.
5. Menyakiti diri sendiri
Perilaku ini sering ditemukan pada penderita BPD. Mereka bisa nekat memotong, membakar atau melukai diri sendiri sampai memiliki pikiran untuk bunuh diri.
6. Depresi
Banyak penderita BPD ditemukan sering merasa sedih, bosan, tidak terpenuhi atau “kosong.” Perasaan tidak berharga dan membenci diri sendiri juga umum terjadi.
7. Paranoid
Orang yang mengidap BPD juga sering merasa khawatir terhadap pemikiran orang lain. Mereka takut bahwa orang-orang tidak menyukai dirinya atau tidak ingin menghabiskan waktu bersama dirinya.