Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) University Hardinsyah menilai puasa Syawal bermanfaat dalam merawat kondisi tubuh dan sebagai momentum pengendalian diri setelah sebulan penuh berpuasa.
"Anjuran puasa Syawal membuat manusia yang telah melaksanakan puasa Ramadan berpikir apakah mengendalikan diri atau tidak," ujar Guru Besar IPB University ini dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Hardinsyah pun membagikan tips melaksanakan puasa Syawal.
Jika mereka yang bertubuh kurus dan ingin melaksanakan puasa Syawal, maka perlu diperhatikan dengan baik agar makan malam, makan sahur, serta berbuka dengan jumlah yang cukup dan dapat mencadangkan energi dan gizi.
"Upayakan bisa meningkatkan berat badan dengan otot yang proporsional," katanya.
Sementara bagi yang gemuk, selain mencari pahala, momen puasa Syawal bisa dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan, tentunya dengan asupan gizi yang diatur.
"Bagi yang gemuk disarankan sahurnya sedikit saja, bisa seperempat atau setengah dari sarapan biasanya. Jika perlu hanya makan kurma dengan satu snack dan buah berserat disertai dua gelas minum sudah memadai. Pada saat siang hari, tubuh mengalami kondisi kurang energi, maka cadangan glikogen dan lemak kita mulai digunakan oleh tubuh. Bila ini terjadi berkali-kali maka lemak tubuh berkurang dan tubuh menjadi ramping," jelas Hardinsyah.
Bagi orang dengan penyakit tertentu, ibu hamil dan ibu menyusui agar memperhatikan kondisi tubuhnya jika ingin melakukan puasa Syawal.
"Lagi-lagi kalau sakit harus konsultasi kepada dokter. Begitu juga dengan ibu hamil dan menyusui, perlu introspeksi diri apakah kehamilannya sehat atau tidak, ibunya mengalami kurang gizi yang kronik apa tidak, jadi jangan memaksakan diri," katanya.