Foto rontgen sinar-X menunjukkan paru-paru yang terinfeksi tuberkulosis./Reuters-Luke MacGregor
Health

Mengenal Kadar Oksigen dalam Darah, Cara Mengukur dan Bahayanya

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 27 Januari 2021 - 12:33
Bagikan

Saat tubuh tidak memiliki cukup oksigen, maka kamu bisa mengalami hipoksemia atau hipoksia. Kedua kondisi ini termasuk dalam kondisi yang berbahaya. Tanpa adanya asupan oksigen, kerusakan bisa terjadi pada otak, hati, dan organ-organ lain beberapa menit setelah gejala terjadi. 

Hipoksemia (oksigen rendah dalam darah) dapat menyebabkan hipoksia (oksigen rendah dalam jaringan) ketika darah kamu tidak membawa cukup oksigen ke jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Perlu kamu ketahui bahwa istilah hipoksia terkadang digunakan untuk menggambarkan kedua masalah ini. 

Ketika oksigen darah turun di bawah 75 mmHg, kondisi ini umumnya disebut hipoksemia. Jika selanjutnya turun menjadi 60 mmHg, itu mungkin memerlukan dukungan darurat dan oksigen tambahan dapat disediakan melalui tabung oksigen.Demikian dikutip dari Halodoc.

Penurunan kadar oksigen darah yang parah dapat menyebabkan konsekuensi berikut.
- Nyeri dada
- Kebingungan
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Peningkatan palpitasi jantung

Penurunan kadar oksigen darah yang berkelanjutan dapat menyebabkan perubahan warna biru pada kuku, kulit, dan selaput lendir.

Sementara itu, munculnya asma yang parah atau sering dapat menyebabkan hipoksia pada orang dewasa dan anak-anak. Selama terjadinya serangan asma, saluran udara menyempit, sehingga sulit untuk mendapatkan udara ke paru-paru. Batuk yang biasanya berfungsi untuk membersihkan paru-paru bahkan menggunakan lebih banyak oksigen dan dapat memperburuk gejala. 

Hipoksia juga dapat terjadi akibat kerusakan paru-paru karena trauma. Hal-hal lain yang dapat menyebabkan hipoksia meliputi:

Penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, bronkitis, pneumonia, dan edema paru (cairan di paru-paru).
Obat sakit yang kuat yang mampu menahan pernapasan. 
Masalah jantung.
Anemia (jumlah rendah sel darah merah, yang membawa oksigen).
Keracunan sianida (Sianida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik dan produk lainnya). 
Meskipun gejala pada setiap orang dapat bervariasi, gejala yang paling umum adalah:

Perubahan warna kulit, mulai dari biru menjadi merah ceri.
Kebingungan.
Batuk.
Detak jantung yang cepat.
Napas cepat.
Sesak napas.
Detak jantung melambat.
Berkeringat.
Napas berdesah.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro