Bisnis.com, JAKARTA - Relasi yang sehat merupakan salah satu bagian penting dari kehidupan. Orang dengan hubungan sosial yang sehat cenderung memiliki kondisi fisik dan mental yang baik.
Hubungan sehat bukan hanya kepada pasangan, namun juga keluarga dan teman.
Relasi yang sehat menurut Psikolog Klinis Anak dan Remaja Amanda Margia Wiranata bukan hanya komunikasi terbuka, yakni mampu bersikap asertif untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan atau tidak mendiamkan pihak yang lain bila terjadi kesalahpahaman dan konflik.
Namun relasi yang sehat juga dibangun sejumlah faktor, berikut daftarnya:
1. Saling menghargai yang berarti menghargai pendapat dan perasaan sendiri serta orang lain
Dalam hal ini, memberikan kritik juga dilakukan tanpa bersikap merendahkan, mengecilkan peran seseorang, menghina, apalagi melakukan kekerasan fisik dan mental.
2. Rasa saling percaya dan mendukung
Dapat membangun rasa percaya kepada orang lain dan bersikap mendukung pada pihak yang lain ketika dibutuhkan. Saling membangun kualitas pribadi yang lebih baik, bukan justru menjatuhkan
3. Kejujuran dan akuntabilitas
Antar mereka yang menjalin relasi dapat mengatakan kebenaran secara terbuka tanpa rasa khawatir dan bersedia mengakui kesalahan, menerima tanggung jawab atas perilaku, sikap, dan nilai-nilai pribadi.
4. Kesetaraan
Mereka harus memandang semua pihak adalah setara, tidak ada yang superior.
5. Saling menjaga batasan secara sehat
Artinya dapat merasa nyaman melakukan aktivitas sendiri maupun bersama orang lain, menghargai personal space diri sendiri dan orang lain, juga menghargai minat dan kebutuhan diri sendiri dan orang lain.
6. Adanya persetujuan
Diartikan Amanda yaitu mendapatkan izin sebelum melakukan perilaku yang mungkin melanggar batasan seseorang. Misalkan meminta izin sebelum menyentuh, memeluk, dan mencium.
7. Rasa aman dan kenyamanan
Membangun rasa aman dan nyaman bagi setiap pihak untuk menjadi dirinya sendiri tanpa rasa takut atau khawatir.
8. Kemandirian
Amanda menerangkan dalam hal ini, mendorong seseorang menjadi berdaya dan bukan menimbulkan ketergantungan kepada orang lain. Kesembilan dan yang terakhir adanya negosiasi (kompromi) dan rasa adil. Yakni, mengusahakan win-win solution dalam menghadapi ketidaksepakatan, mencari kompromi secara adil dan rasional.