Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah studi baru menemukan bahwa virus corona baru telah memotong serat otot jantung menjadi fragmen kecil. Hal ini merupakan hasil dari percobaan ketika virus menginfeksi sel jantung di laboratorium.
Para peneliti menyatakan bahwa pemotongan serat otot yang dapat merusak sel-sel jantung secara permanen ini, cukup menakutkan berdasarkan apa yang terlibat di lab. Mereka menyebut hal serupa dapat terjadi pada pasien, tetapi hingga hingga ini belum terbukti adanya laporan kasus pada manusia.
Penelitian yang dipublikasikan dalam basis data bioRXiv ini merupakan studi yang unik dan tidak pernah dilihat para peneliti sebelumnya, “Apa yang kami lihat benar-benar tidak normal,” kata Todd McDevitt, penulis studi seperti dikutip Live Science, Kamis (10/9).
Temuan baru ini mungkin menjelaskan bagaimana Covid-19 menyebabkan kerusakan pada jantung. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan tanda-tanda kelainan jantung pada pasien Covid-19, termasuk radang otot jantung.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan sel khusus untuk membuat tiga jenis sel jantung yang dikenal sebagai kardiomiosit, fibroblas, dan sel endotel. Dalam lab, sel-sel ini kemudian dipapar virus SARS-CoV-2
Dari tiga jenis sel, virus corona baru ini dapat menginfeksi dan membuat salinan dirinya hanya pada kardiomiosit atau sel otot jantung. Sel ini mengandung serat otot yang terdiri dari unit-unit sarkomer, yang penting untuk kontraksi otot dan menghasilkan detak jantung.
Sarkomer ini biasanya berbaris ke arah yang sama untuk membentuk filamen panjang. Akan tetapi, studi lab itu mengungkapkan sesuatu yang aneh dan tidak biasa, bahwa filamen sarkomer terpotong menjadi fragmen-fragmen kecil.
“Gangguan sarkomer yang kami temukan ini akan membuat sel otot jantung tidak berdetak dengan benar,” kata Bruce C Conklin, rekan studi peneliti dan peneliti senior di Gladstone Institutes.
Namun demikian, temuan lab ini tidak selalu diterjemahkan ke dalam kehidupan nyata. Jadi, para peneliti menganalisis sampel otopsi jaringan jantung dari 3 pasien Covid-19. Mereka melihat bahwa filamen sarkomer tidak teratur dan ditata ulang, pola yang mirip, tetapi tidak persis dengan yang ditemukan dalam penelitian.
Mereka menyebut perlu lebih banyak penelitian untuk melihat apakah perubahan sarkomer yang terlihat pada sel jantung bersifat permanen. Para peneliti mencatat bahwa ilmuwan perlu melakukan proses khusus untuk melihat sarkomer.
"Kami berharap pekerjaan ini bisa memotivasi para dokter untuk meninjau sampel pasien mereka untuk mulai mencari fitur-fitur ini," kata McDevitt.
Para peneliti juga mengamati temuan aneh lainnya di percobaan lab dan jaringan jantung pada pasien COVID-19. Mereka melihat bahwa dalam beberapa sel jantung, DNA di dalam inti sel tampaknya hilang. Ini akan membuat sel-sel ini pada dasarnya "mati otak" dan tidak dapat melakukan fungsi normal.
Begitu para ilmuwan memahami bagaimana SARS-CoV-2 merusak sel jantung, mereka dapat menyaring obat untuk mengurangi efek ini. Misalnya, jika virus menggunakan enzim untuk memotong sarkomer, ada kemungkinan untuk menemukan obat yang memblokir enzim ini.
"Penting untuk mengidentifikasi terapi pelindung, yang melindungi jantung dari kerusakan yang kami lihat pada model studi," imbuh McDevitt.