Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya harus bersiap menghadapi efek samping penggunaan hydroxychloroquine, sebagai upaya pencegahan virus corona. Adapun Trump mengonsumsi obat tersebut mengabaikan saran dari pejabat kesehatannya.
Sudah jelas bahwa Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Pemerintah AS (FDA) dilansir dari Metro UK menyebut hydroxychloroquine hanya disetujui untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis. Penggunanya pun harus sesuai rekomendasi dokter di rumah sakit karena dapat menyebabkan masalah jantung.
Sementara itu, Drugs.com menyebut efek samping lain akibat penggunaan obat ini termasuk sakit kepala, mual, sakit perut, ruam kulit, gatal, dan rambut rontok.
Dr. Hilary Jones dari Good Morning Britain's bahkan mengatakan lebih baik menggunakan obat pemutih ketimbang hydroxychloroquine karena berpotensis angat beracun. "Bahkan sejak awal China mengatakan itu tidak menunjukkan manfaat apa pun, dan itu belum menunjukkan manfaat dalam penelitian lain," sebutnya
Penggunaan hydroxychloroquine menurut dokter ini bisa menyebabkan gagal jantung dan penyimpangan jantung, hingga racun bagi hati. Oleh karena itu penggunannya pun sangat hati-hati dan berlaku pada penyakit tertentu.
Trump pada konferensi pers kemarin menyatakan dia mengonsumsi hydroxychloroquin sudah satu setengah pekan, walaupun sudah dilarang dokter di Gedung Putih. "Saya mulai mengambilnya, karena saya pikir itu bagus. Saya sudah mendengar banyak cerita bagus," sebutnya.
Dia menepis kekhawatiran tentang efek samping obat dan mengklaim banyak dokter yang meminumnya.
Pernyataan pria baruh baya ini mendapat kritikan keras dari para petugas medis dan politisi, termasuk Ketua DPR Pelosi yang mengatakan bahwa Trump sangat berisiko terhadap efek samping obat di samping karena postur badannya yang gemuk.