Banyak masyarakat lebih mengenal Saras Dewi sebagai penyanyi yang sukses membawakan lagu berjudul Lembayung Bali di awal tahun 2000-an. Meski lagunya cukup popular dan berhasil masuk dalam nominasi AMI Award, tetapi Saras justru memilih mundur dan mengikuti kata hatinya menjadi pengajar di Program Studi Ilmu Filsafat Universitas Indonesia.
Karirnya sebagai pengajar terbilang cukup mulus, bahkan di usia yang kala itu baru 27 tahun, wanita bernama lengkap L.G Saraswati Putri ini telah dipercaya menjadi Ketua Program Studi Ilmu Filsafat FIB UI periode 2010-2016.
Di sisi lain, Saras justru menghadapi tantangan tersendiri. Apalagi Filsafat selama ini identik dengan ilmu maskulin dan didominasi laki-laki, sedangkan Saras, seorang perempuan dari daerah yang usianya masih muda dan memimpin di Prodi Filsafat, seperti mendapatkan cobaan berganda.
Namun Saras sama sekali tak patah arang, dia kian membuktikan kapasitasnya sebagai seorang pendidik perempuan yang mumpuni. Untuk memperdalam keilmuannya di bidang Filsafat, wanita kelahiran 1983 ini pun melanjutkan jenjang pendidikan hingga S3 dan meraih gelar doktor Filsafat di usia 29 tahun.
“Setelah masuk ke medan pengajaran Filsafat yang didominasi laki-laki, bentuk cobaannya berganda, tidak sedikit yang memandang sebelah mata. Namun, karena saya menjalani semua sesuai kata hati, dan dengan dukungan dari keluarga, terutama kakek yang selalu membesarkan hati saya. Ini membuat saya terus konsisten di jalur ini,” tuturnya.
Apalagi, kehadiran guru-gurunya seperti Prof Toeti Heraty, Gadis Arivia, dan Karlina Supelli seolah menjadi pendorong bahwa meski perempuan yang mendalami ilmu Filsafat masih sedikit, tetapi mampu memberikan kontribusi yang besar dalam dunia pendidikan.
Kini, selain aktif sebagai pengajar, Saras Dewi juga dipercaya sebagai Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia. Dalam perannya ini, Saras ingin dapat berkontribusi banyak pada kehidupan sosial bermasyarakat.
