Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien./Antara
Health

Softex Indonesia Donasikan 10.000 Celana Menstruasi untuk Petugas Medis

Ria Theresia Situmorang
Selasa, 21 April 2020 - 12:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produk sanitasi PT Softex Indonesia mendonasikan hampir 10.000 celana menstruasi untuk sekitar 800 tenaga medis perempuan di Wisma Atlet, baik dokter, perawat, dan relawan.

Bertepatan dengan hari Kartini, Selasa (21/4/2020), perusahaan yang berniat mencatatkan penawaran umum perdana saham atau initial public offering atau IPO pada tahun 2020 ini memberikan apresiasi kepada ‘pahlawan perempuan’ yang sedang berjuang di garda terdepan melawan pandemi COVID-19.

Head of Marketing Female Care Softex Indonesia, Ekayani Go mengatakan kenyataan bahwa para perempuan yang bertugas di Wisma Atlet merasa kesulitan di kala menstruasi, sehingga menggerakan Softex untuk turut membantu melalui produk dengan jenama Softex Celana Menstruasi.

“Dengan adanya donasi ini, kami harapkan tenaga medis bisa merasa lebih nyaman dan aman dalam menjalankan tugas mulianya sebagai pahlawan pandemi perempuan,” ungkapnya dalam siaran pers, Selasa (21/4/2020).

Untuk diketahui, Softex Celana Menstruasi adalah pembalut bentuk celana pertama dan satu-satunya di Indonesia yang merupakan salah satu inovasi dari Softex Indonesia.

Softex Celana Menstruasi diklaim memiliki daya tampung 3 kali pembalut malam dengan bahan selembut kain, dan pas di badan sehingga memberikan pelindungan 360 derajat terutama di hari pertama dan kedua saat menstruasi sedang banyak.

Letda Ckm (K) dr. Oktaviani Eka Puspasari petugas medis di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet menyatakan hampir 80 persen tenaga medis yang berjuang di Wisma Atlet adalah perempuan.

“Untuk melindungi diri selama bertugas mereka harus mengenakan hazmat suit selama 1 shift (lebih dari 8 jam). Hal ini tentunya membuat para tenaga medis tidak leluasa membuka hazmat,” ungkap dr. Oktaviani.

Kondisi seperti ini, lanjutnya, semakin sulit bagi tenaga medis perempuan, khususnya ketika sedang haid. Hal ini mengingat mereka tidak bisa mengganti pembalut seperti biasanya.

Dengan demikian, para tenaga medis perempuan ini membutuhkan pembalut yang memiliki daya tampung ekstra terutama saat hari pertama dan kedua haid agar tetap nyaman dan fokus dalam menangani pasien.

Editor : Hafiyyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro