Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis kopi kekinian memiliki ruang khusus di hati penikmat kopi. Saat ini, ada sangat banyak merek kopi yang bisa menjadi pilihan masyarakat, mulai dari kopi internasional dengan waralaba besar hingga brand kopi dari para pengusaha lokal.
Di tengah gegap gempita industri dan bisnis kopi kekinian, bagaimana sebetulnya peluang bagi para pengusaha baru yang ingin terjun ke bisnis yang persaingannya sudah sangat ketat? Apa saja yang harus diperhatikan sebelum memulai bisnis tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Bisnis.com berkolaborasi dengan Toffin Indonesia dan GrabFood dalam seminar bertajuk “Seruput Untung di Kedai Kopi” yang diadakan dalam rangkaian acara Brewfest 2020 di Senayan City.
Muhammad Khadafi selaku Owner Kopi Mori mengungkapkan bahwa bisnis kopi kekinian memang tengah menjadi primadona banyak pengusaha, khususnya generasi muda yang ingin terjun ke dunia bisnis. Sebab, konsumsi kopi kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat luas. Artinya, potensi pasar yang ada sangat besar.
Hal ini juga berarti kemungkinan para pengusaha untuk balik modal (break even point) atau bahkan menghasilkan keuntungan bisa dicapai dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
“Kalau dijalankan dengan benar dari awal, sudah riset dan tau strateginya seperti apa. Harusnya satu setengah tahun sudah BEP,” katanya di Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Komentar senada juga disampaikan oleh pembicara talkshow lainnya, Rifaldi Yudha S, pengusaha dari Tempat Bercakap Kopi. Menurutnya, bicara soal BEP dari bisnis kopi kekinian bahkan ada yang berhasil dicapai hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun.
Dia menjelaskan hal tersebut mungkin terjadi karena memang pasarnya saat ini sangat potensial. Hanya tinggal bagaimana para pengusaha bisa menemukan kombinasi dari produk dan strategi yang tepat untuk menjangkau konsumen.
Dalam kesempatan yang sama, Hadi Surya Koe selaku Head of Marketing Grabfood Indonesia mengatakan pertumbuhan bisnis kopi kekinian juga ditopang oleh aplikasi pemesanan makanan. Platform dalam jaringan (daring) telah mengubah pola konsumsi masyarakat di Indonesia.