Bisnis.com, NTB - Selain dampak sosial, pengaruh lain dari pariwisata adalah persoalan sampah yang harus ditangani secara serius.
Pada 2017, Pemkab Lombok Utara sudah membeli lahan untuk pengolahan sampah di Gili Trawangan seluas 60 hektare.
Rencananya pada tahun ini dibangun tempat pengolah sampah dan limbah.
Untuk Gili Air dan Gili Meno, karena pulaunya agak lebih kecil maka sampah diangkut ke daratan. Hal itu dilakukan karena menurut ilmu lingkungan hidup, tidak boleh mengelola sampah dekat permukiman.
"Di Gili Meno kami punya sekelompok masyarakat yang peduli terhadap lingkungannya, jadi setiap hari minggu mereka gotong royong mengumpulkan sampah dan hari Senin kapal dari Dinas Lingkungan Hidup datang mengambil sampah. Sampah di Gili Meno itu masih sedikit, berbeda dengan dua gili lainnya," Muhammad Taufik.