Bisnis.com, SEMARANG - Jawa Tengah memiliki pekerjaan rumah untuk menarik kunjungan wisatawan dan mematangkan kesiapan infrastruktur serta fasilitas pendukung, baik sektor transportasi, jasa layanan pariwisata hingga program khusus pemerintahannya.
Hal itu mengemuka dalam fokus diskusi kelompok yang digelar Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Ahmad Yani di Semarang, dengan tema Religious, Nature, and Heritage Tourism Destination at Central Java, Rabu (7/12/2016).
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha AP I Moch Asrori menekankan pihaknya membuka kerja sema dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, dalam menetapkan program integrasi untuk menguatkan destinasi dan melibatkan pihak terkait mendorong pariwisata daerah.
"Hal kecil bisa memperkuat branding, Angkasa Pura I membiasakan dengan Semarang Airport untuk menyebut Bandara Ahmad Yani. Selanjutnya, bersama teman-teman pariwisata kita bisa bekerja sama misalnya perbaiki promosi kelengkapan informasi brosur atau kolaborasi perwajahan ruang tunggu," katanya.
Pemprov Jateng menargetkan jumlah kunjungan wisatawan domestik pada 2017 mencapai 34,1 juta dan wisatawan mancanegara 430.000 orang.
AP I bersedia memberikan perhatian khusus pada pengembangan daerah, "Mendorong sinergi dengan pemda, Kementerian Pariwisata, maskapai penerbangan, serta stakeholder lain untuk mengambil peran penyediaan kapasitas infrastruktur dan koneksivitas sisi udara."
Tercatat, pertumbuhan penumpang pesawat sampai dengan Oktober 2016 via Semarang mencapai 18% dan lewat Bandara Adisumarmo Solo 51%. "Untuk badara Semarang masih terbuka slot penerbangan domestik dan internasional. Peluangnya masih banyak," kata Asrori.
Untuk wilayah kerja Jawa bagian tengah, AP I sedang mengembangkan Semarang Airport dan Yogyakarta Airport yang secara langsung akan berdampak pada pertumbuhan kunjungan wilayah Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar).
Ketua Asita Jateng Joko Suratno berharap momentum diskusi kalangan pariwisata antar-kepentingan ini menghasilkan agenda kerja sama berkelanjutan.
"Target wisatawan domestik di Jateng tahun ini sudah terlampaui. Sekarang bagaimana fokus menarik wisatawan asing, terlebih sudah ada pengembangan single destination gabungan Joglosemar yang menargetkan 2 juta wisman di 2019," sebutnya.
Asita Jateng berharap ada strategi anyar dan berbeda dari daerah lain untuk merealisasikan pengembangan pariwisata, termasuk menyatukan pola pikir antar-kepentingan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng Prasetyo Aribowo menekankan pentingnya mengikuti kebutuhan konsumen, seperti layanan dalam jaringan/daring untuk mempermudah akses wisatawan dalam transaksi kebutuhan perjalanan dan pariwisata.
"Harus siap go digital, promosi berbasis online," katanya. Menurutnya pemda sejauh ini telah berupaya melakukan pembaruan informasi destinasi wisata tiap daerah, akses transportasi, paket tur, kuliner, penginapan, hingga cendera mata dan oleh-oleh.
Fokus diskusi setidaknya menggarisbawahi pentingnya kesadaran untuk mengkreasi pariwisata daerah dengan mengikuti pola konsumen dan mempermudah layanan serta fasilitas berwisata.