Bisnis.com, JAKARTA - Rumah tenda ini agak mirip dengan iglo, rumah orang eskimo. Terdiri dari bambu sebagai rangka, sementara dindingnya terbuat dari kulit binatang.
Umumnya, rumah tenda ini dapat dibongkar pasang. Inilah Ger, rumah tradisional penduduk Mongolia yang dijumpai di Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (26/11/2016).
Rumah tradisional ini dipamerkan pada perayaan pembukaan Pusat Kebudayaan Mongolia di Tanjung Lesung, Banten.
Perayaan ini sekaligus menandai 60 tahun hari jadi terjalinnya hubungan diplomatik antara Mongolia dan Indonesia. Pusat Kebudayaan Mongolia ini akan berada di lahan pengembangan PT Banten West Java Tourism Development seluas satu hektar di Tanjung Lesung.
Rencananya Pusat Kebudayaan Mongolia dapat beroperasi awal 2017 mendatang.
Ger adalah rumah tradisional penduduk Mongolia. Berbentuk menyerupai tabung, tetapi bagian atap agak melengkung. Ada lubang di tengah atap yang dapat dibuka.
Ger terdiri dari rangka kayu dengan dinding dari kulit binatang. Hal ini bertujuan agar memberi rasa hangat pada penghuninya, mengingat suhu udara Mongolia bisa mencapai -30 derajat celcius di musim dingin.
Ger mudah dibongkar pasang. Butuh waktu satu jam untuk membangun Ger. Sementara, untuk membongkarnya hanya butuh 30 menit.
Sebanyak 30% penduduk Mongolia masih hidup berpindah-pindah atau nomaden. Setengah dari penduduk yang nomaden itu masih menggunakan Ger.
Empat Ger di Tanjung Lesung tersebut seluas masing-masing 20 meter. Beratnya mencapai 100 kg. Di wilayah asalnya, ketika akan berpindah, satu ger harus ditarik empat hewan ternak. Ger ini yang nantinya akan mengisi Pusat Kebudayaan Mongolia.
Akan ada empat Ger yang ditampilkan di pusat kebudayaan. Masing-masing berfungsi sebagai tempat penjamuan menampilkan kesenian Mongolia, guest house untuk pengunjung merasakan sensasi menginap di rumah tradisional Mongolia, dapur untuk mengetahui kuliner khas Mongolia, dan museum permainan tradisional Mongolia.
Penasaran merasakan sensasi berkunjung ke rumah tradisional Mongolia? Tunggu awal 2017 mendatang.