Bisnis.com, JAKARTA - Minat terhadap puisi makin meningkat, khususnya setelah euforia film Ada Apa Dengan Cinta 2. Setidaknya ini diketahui dari minat terhadap buku kumpulan puisi Aan Mansyur Tidak Ada New York Hari Ini yang dibuat untuk film AADC2.
Public Relations PT Gramedia Pustaka Utama Dionisius Wisnu menyebutkan Tidak Ada New York Hari Ini telah masuk cetakan keempat dan terjual 19.000 buku hingga Selasa (10/5). Pembacanya pun beragam. Tidak hanya anak muda, ada pula guru SMP yang mencari puisi Aan Mansyur sebagai bahan ajar kepada anak didiknya.
Total penjualan buku ini terhitung spektakuler karena terjual hanya dalam kurun waktu dua pekan setelah dirilis pada 28 April berbarengan dengan film AADC 2. Sementara, buku kumpulan puisi terjual rata-rata 3.000 buku - 4.000 buku dan dengan jeda yang agak panjang untuk masuk cetakan berikutnya.
"Puisi yang sebelumnya hanya dinikmati kalangan tertentu saja, kini penikmatnya semakin meluas. Khususnya anak muda," katanya.
Sastrawan Mikail Johani mengakui keberadaan puisi belakangan mulai naik salah satunya setelah promosi AADC dan tren media sosial. Puisi tidak lagi terbatas berada di halaman koran, tetapi juga mulai bermunculan di media sosial. Tidak sedikit penyair yang menuliskan puisinya di twitter, juga penikmat puisi yang menggunakan puisi sebagai foto quote di media sosial.
Tidak hanya penikmat puisi yang makin meluas, munculnya penyair-penyair muda juga menjadi pertanda baik bagi masa depan puisi Indonesia. Munculnya penyair-penyair muda salah satunya ditunjukkan melalui peluncuran tiga buku pemenang Sayembara Manuskrip Buku Puisi DKJ 2015.
Ketiga buku tersebut yakni Sergius Mencari Bacchus karya Norman Erikson Pasaribu (26) sebagai pemenang I, Kawitan karya Ni Made Purnama Sari (27) sebagai pemenang II, dan Ibu Mendulang Anak Berlari karya Cyntha Hariadi sebagai pemenang III. Ketiganya terpilih dari total 574 manuskrip yang masuk ke tiga dewan juri yakni Joko Pinurbo, Mikael Johani, dan Oka Rusmini.