Bipolar/wikipedia
Health

Dukungan Keluarga Mampu Atasi Gangguan Bipolar

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 9 April 2016 - 17:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Sebagian dari Anda mungkin masih mengingat kehebohan video yang diunggah artis Marshada ke media YouTube sekitar tujuh tahun lalu? Di dalam rekaman tersebut, pesinetron Bidadarii tu tampak melampiaskan emosi dengan berbagai ekspresi yang dramatis.

Tidak lama berselang setelah video tersebut menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, selebritas yang kini berusia 26 tahun itu didiagnosis mengidap sindrombipolar disorder; gangguan psikologis yang juga sempat dialami bintang pop dunia Britney Spears.

Penyakit gangguan bipolar dapat dialami oleh siapa saja. Namun, banyak yang menolak menerima kenyataan bahwa dirinya atau anggota keluarganya mengalami gangguan psikologis. Itu pula yang dirasakan oleh Marshanda saat mengetahui hasil diagnosisnya.

Perempuan yang akrab disapa Caca tersebut mengaku baru bisa menerima kenyataan tersebut pada 2013. Lantas, langkah pertama yang ditempuhnya adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai apa itu bipolar dan bagaimana mengatasinya.

Sekadar catatan, penyakit bipolar dipicu oleh ketidakseimbangan antarhormon di dalam otak. Salah satu hormon, entah itu serotonon atau dopamin, pada penderita bipolar biasanya dihasilkan dalam jumlah yang lebih sedikit.

Akibat dari ketidakseimbangan ekses hormon tersebut, seseorang dapat mengalami distabilitas emosi. Misalnya, orang yang kadar serotoninnya terlalu rendah akan cenderung mengalami fase depresi hebat.

Sebaliknya, jika terlalu tinggi, orang tersebut bisa terlalu enerjik. Sesuai dengan namanya, gangguan bipolar mengakibatkan dua kutub yang berlawanan dalam fase emosi seseorang, yaitu fase manik dan depresi

Perlawanan kedua kutub tersebutlah yang mengakibatkanmood swingatau perubahan emosi penderita bipolar secara drastis. Tidak jarang, mereka mengalami kepanikan yang berlebihan pada saat-saat tertentu, sebagaimana diakui oleh Caca.

Aku sempat beberapa kali, saat sedang goyah beberapa tahun lalu, mengalamipanic attack. Untuk itu, aku harus belajar menganalisis tingkatan serangan panik yang sedang aku alami, ujarnya di sela-sela peringatan Hari Bipolar Sedunia di Jakarta belum lama ini.

Sebagai penderita bipolar, dia mengaku harus mengalami berbagai perubahan fase kehidupan, khususnya dalam hal pergaulan. Sebab, harus diakui, tidak semua orang bisa menerima kondisi gangguan psikologis yang dialaminya. Bahkan, tak jarang dia dianggap gila.

Oleh karena itu, menemukan dan berada di tengah orang-orang yang suportifkhususnya keluargasangat krusial bagi proses penyembuhan penderita bipolar selain melalui obat-obatan penyeimbang hormon.

Selain memberi dukungan, jangan menilai penderita bipolar harus dijauhi karena abnormal, apalagi memberi stigma bahwa mereka itu gila dan tidak bisa disembuhkan. Sebab, pada kenyataannya, mereka tetap bisa beraktivitas normal dan berprestasi

Menurut sudut pandang psikolog, gangguan bipolar sebenarnya dapat dicegah melalui pola asuh yang baik sejak usia dini. Salah satu hal yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan tidak melakukan kekerasan, baik fisik maupun verbal.

Di Indonesia masih banyak orang tua yang berpendapat bahwa pola asuh yang keras adalah cara untuk membentuk karakter disiplin dan bermental kuat. Padahal, tanpa disadari, kekerasan dapat memicu hormon otak yang mengatur kestabilan emosi anak.

Menurut psikolog klinis dan forensik Kasandra Putantro, tidak semua anak memiliki mental yang kuat untuk menerima pola didik yang keras. Orang tua harus mengetahui karakter anaknya tersebut.

Kalau anak yang bermental batu terus diberi tekanan oleh keluarganya, dia akan menjadi kuat. Namun, kalau anaknya bermental tahu tapi ditekan terus, dia akan hancur. Oleh karena itu, pola asuh yang digunakan sebaiknya penuh kelembutan, tapi tetap tegas agar anak tidak manja, jelasnya.

Pola asuh yang tepat dapat menjaga tumbuh kembang psikologis anak, sehingga mencegahnya terjangkit gangguan bipolar. Cara lain yang harus dilakukan adalah memperkenalkan anak pada pergaulan dan adaptasi dengan lingkungan sejak dini.

Sebab, kata Kasandra, jika anak merasa stress dan tertekan dengan lingkungannya, dia akan rentan mengalami gangguan bipolar. Gangguan tersebut biasanya baru akan muncul saat anak beranjak dewasa. Gejala-gejala umumnya adalah mood swi ygyang ekstrim.

Anak dengan gangguan bipolar biasanya akan terlalu enerjik dan antusias saat berada pada episode manik. Namun, dia akan terlihat sangat murung, putus asa, atau sedih saat berada pada episode depresi.

Psikolog RS Pusat Pertamina Endah Ronawulan menambahkan gangguan bipolar juga dapat disebabkan oleh faktor genetik. Kemungkinan anak mengidap bipolar juga ada anggota keluarganya yang pernah atau sedang mengalami gangguan tersebut.

Sepertiga dari penyebab bipolar adalah faktor genetik, sedangkan lainnya adalah faktor pola asuh dan lingkungan. Meskipun orang tuanya mengidap bipolar, tapi jika dia diasuh dengan baik dan penuh kasih sayang, niscaya anak tersebut bisa terhindar dari gangguan bipolar.

 

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro