Bisnis.com, JAKARTA - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2019, lebih dari 262 juta orang di seluruh dunia menderita asma, dan lebih dari 460.000 orang meninggal akibat penyakit ini.
Untuk itulah, Hari Asma Sedunia diperingati setiap tahun sebagai momentum meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya penanganan Asma secara tepat, berkelanjutan, dan merata. Tahun ini, Hari Asma Sedunia jatuh pada Selasa 6 Mei 2025.
Asma masih menjadi salah satu penyakit pernapasan kronis yang paling umum di dunia, menyerang ratusan juta orang lintas usia dan negara.
Meski tergolong penyakit yang bisa dikendalikan, kenyataannya tak semua penderita asma memiliki akses terhadap pengobatan yang memadai.
Tema yang diangkat di Hari Asma Sedunia 2025 adalah "Asma Education Empowers" atau "Edukasi Asma Memberdayakan".
dr. Anindita Mustika Dewi dari RS Siloam Semarang, Jawa tengah membahas gejala awal penyakit asma, risiko komplikasi, dan cara penangan yang tepat, seperti penggunaan obat obatan yang tepat, menjaga pola makan sehat dan berolahraga.
Baca Juga 10 Cara Mengatasi Asma dengan Sederhana |
---|
“Pengobatan asma bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah serangan kambuh, dan meminimalkan risiko jangka panjang. Pengobatan asma biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan seperti inhaler, nebulizer, dan obat minum, serta penanganan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.” jelas Anindita dalam seminar kesehatan di Helen’s Night Mart Semarang yang digagas Holywings Peduli.
Dilansir dari laman kemenkes, asma adalah penyakit kronis pada saluran napas yang ditandai oleh peradangan dan penyempitan saluran napas. Pada penderita asma, saluran napas menjadi sensitif terhadap berbagai rangsangan seperti alergen, udara dingin, polusi udara, atau aktivitas fisik.
Ketika terpapar oleh rangsangan tersebut, saluran napas mengalami peradangan yang menyebabkan pembengkakan dan produksi lendir berlebih, serta otot-otot di sekitar saluran napas menjadi lebih sempit. Akibatnya, aliran udara terbatas, mengakibatkan gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi. Asma dapat memengaruhi orang dari segala usia, dan meskipun tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, dengan pengelolaan yang tepat, penderita asma dapat menjalani kehidupan yang aktif dan sehat.
Asma disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Beberapa penyebab asma meliputi:
Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan asma dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki asma, kemungkinan anak mengalami asma juga lebih tinggi.
Faktor Lingkungan: Paparan terhadap alergen atau zat-zat iritan tertentu dapat memicu reaksi asma. Alergen umum yang bisa memicu asma meliputi serbuk sari, bulu binatang, debu rumah, tungau debu, jamur, dan serbuk kayu. Selain itu, polusi udara, asap rokok, dan bahan kimia tertentu juga dapat menjadi pemicu asma.
Infeksi Saluran Napas: Infeksi virus atau bakteri pada saluran napas dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan pada saluran napas, yang pada gilirannya memicu serangan asma.
Pemicu Lainnya: Beberapa faktor lain yang dapat memicu serangan asma termasuk aktivitas fisik yang intens, cuaca ekstrem seperti udara dingin atau panas yang ekstrem, perubahan emosi atau stres, dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Gejala
Gejala asma dapat bervariasi dari individu ke individu. Beberapa gejala umum yang dialami oleh penderita asma antara lain:
Sesak Napas: Terdapat rasa sulit bernapas atau kesulitan mengeluarkan napas. Penderita asma sering menggambarkan sensasi seperti sesak atau rasa tertekan pada dada.
Mengi: Suara mengi atau bersiul yang dihasilkan saat bernapas. Ini disebabkan oleh penyempitan saluran napas.
Batuk: Batuk adalah gejala yang sering terjadi pada penderita asma. Batuk ini terutama terjadi pada malam hari atau dini hari.
Nyeri Dada: Penderita asma mungkin mengalami nyeri atau tekanan pada dada akibat penyempitan saluran napas dan peradangan di sekitarnya.
Kesulitan Berbicara: Karena kesulitan bernapas, penderita asma dapat mengalami kesulitan dalam berbicara atau mengucapkan kalimat yang panjang.
Dalam rangka hari Asma itu juga Holywings Peduli menggelar pemeriksaan kesehatan untuk 50 lansia ini disediakan mencakup cek gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan asam urat, yang dilakukan oleh tim medis dari RS Siloam Semarang. Selain pemeriksaan, warga dapat berkonsultasi langsung dengan dokter untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang hasil cek kesehatan mereka.
“Kami ingin kegiatan Holywings Peduli ini bisa memotivasi masyarakat agar lebih aware dalam menjaga kesehatan. Ini adalah komitmen Holywings Peduli untuk mendukung kesehatan masyarakat sekitar Helen's Night Mart Semarang” ujar Andrew Susanto Komisaris Utama Holywings Group dan Ketua Program CSR Holywings Peduli.