Nyamuk demam berdarah/RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Health

Perubahan Karakteristik Penularan Nyamuk Picu Kenaikan Kasus DBD

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 1 Mei 2025 - 19:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia menjadi tempat yang sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang menjadi sumber penyakit dengue.

Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia pada 1968, angka kejadian dengue terus meningkat. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat bahwa angka kejadian (Incidence Rate/IR) kasus dengue di Indonesia tahun 1968—2024 menunjukkan peningkatan.

Selain itu, jumlah kabupaten/kota yang terjangkit dengue sejak 2013 hingga 2024 mencapai lebih dari 400. Bahkan, jumlah kabupaten/kota yang terjangkit dengue pada 2024 mencapai 488.

Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah kabupaten/kota di Indonesia sebanyak 514. Data ini mencerminkan hampir seluruh daerah di Indonesia terjangkit dengue.

Peningkatan kasus dengue, seperti dilansir dari situs web Kementerian Kesehatan, Sehat Negeriku, disebabkan oleh perubahan karakteristik penularan nyamuk penyebab dengue.

Jika dulu nyamuk penyebab dengue lebih banyak ditemui saat musim hujan, kini apa pun musimnya nyamuk itu tetap bisa ditemukan.

Dengan kondisi iklim Indonesia dan perubahan karakteristik nyamuk penyebab dengue, semua orang di Indonesia menjadi lebih berisiko terjangkit penyakit ini, tanpa memandang usia, tempat tinggal, dan gaya hidup.

Tidak hanya itu, seseorang yang sudah sembuh dari dengue, bukan tidak mungkin terinfeksi lagi. Menurut WHO, dengue dapat menyebabkan kasus yang lebih parah, bahkan kematian.

Seseorang yang terinfeksi dengue untuk kedua kalinya mempunyai risiko lebih besar terkena demam berdarah parah yang ditandai dengan sakit perut yang parah, muntah terus-menerus, pernapasan cepat, gusi atau hidung berdarah, kelelahan, kegelisahan, darah dalam muntahan atau feses, menjadi sangat haus, kulit pucat dan dingin, serta merasa lemah. Berbagai gejala ini sering kali muncul setelah demamnya hilang.

Dr. dr. I Made Susila Utama, SpPD-KPTI FINASIM menjelaskan, seseorang dapat terkena dengue lebih dari satu kali dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah. Karena dengue sampai saat ini belum ada obatnya, maka pencegahan menjadi kunci.

Salah satu pencegahan yang penting untuk dipertimbangkan adalah vaksinasi. Pemanfaatan metode inovatif ini dapat melindungi tubuh dengan cara membangun pertahanan alami tubuh.

"Saat virus akibat gigitan nyamuk memasuki tubuh, tubuh akan mengeluarkan pertahanan alaminya, sehingga memutus rantai penularan virus. Namun, untuk memperoleh perlindungan yang optimal, vaksinasi dengue harus dilakukan sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter.” ujarnya dalam seminar dan lokakarya nasional 2025 yang digelar Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES).

Menurut dr. Made, meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka insidensi dengue di Bali, data menunjukkan bahwa target nasional belum sepenuhnya tercapai. Hal ini mengindikasikan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan di tingkat daerah. Apalagi, dengue bukan penyakit musiman; virus ini beredar sepanjang tahun, dan kasusnya dapat meningkat kapan saja, terutama dengan perubahan iklim dan pola cuaca yang tidak menentu.

Oleh karena itu, penting bagi untuk mempertimbangkan strategi pencegahan yang inovatif dan berkelanjutan. Salah satu langkah yang dapat dipertimbangkan adalah penerapan metode inovatif melalui vaksinasi dengue. Pengalaman dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam menerapkan metode pencegahan inovatif ini, patut diapresiasi dan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lainnya.

dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, menyampaikan, perlu adanya peningkatan kompetensi fasilitas layanan kesehatan dalam menjalankan fungsinya secara optimal. Sebagai organisasi yang menaungi Dinas Kesehatan di berbagai daerah, ADINKES memainkan peran penting dalam mendorong transformasi sistem kesehatan nasional.

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak dapat hanya bergantung pada pemerintah pusat; justru, peran aktif pemerintah daerah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat menjadi kunci keberhasilan. 

dr. M. Subuh, MPPM, Ketua ADINKES, menyatakan mendorong sinergi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan pemerintah desa untuk menghadapi tantangan kesehatan utama seperti hipertensi, stunting, AIDS, tuberkulosis, malaria, dengue, dan lain sebagainya.

"Kami percaya bahwa kolaborasi lintas sektor dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di tingkat desa adalah kunci untuk menciptakan sistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari para mitra kami berkomitmen untuk membangun ekosistem kesehatan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.” ujarnya.

Sebagai pelopor penerapan program publik pertama untuk vaksinasi dengue di dunia, dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menambahkan, pelaksanaan program vaksinasi ini menunjukkan dampak yang positif.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan sebagai negara kepulauan dengan populasi yang besar dan tersebar hingga ke pelosok desa, tantangan dalam menghadapi dengue sangat kompleks dan memerlukan keterlibatan aktif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah.

"Di Takeda, kami berkomitmen untuk mendukung upaya melawan dengue sebagai mitra jangka panjang bagi para pemangku kepentingan di Indonesia. Dengan tujuan yang sama untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia dari ancaman dengue, kami mendukung berbagai inisiatif yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah," paparnya.

Dia menambahkan penting bagi masyarakat untuk tetap menerapkan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur/mendaur ulang, dan melakukan tindakan tambahan lain untuk menghindari gigitan nyamuk) secara konsisten, meningkatkan edukasi diri dan lingkungan sekitar tentang dengue, serta mempertimbangkan penggunaan metode pencegahan inovatif untuk memperkuat perlindungan dengan lebih komprehensif.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro