Anak main gadget/universitasairlangga
Health

Mengenal Virtual Autisme Akibat Terlalu Banyak Paparan Gadget

Mutiara Nabila
Rabu, 16 April 2025 - 13:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus autisme di dunia terus mengalami peningkatan. Namun, ada satu kebiasaan yang memicu timbulnya gejala autisme pada anak yang tidak mengidap autisme. 

Kebiasaan tersebut adalah penggunaan gadget atau gawai berlebihan, yang dapat memicu berbagai gejala autisme pada anak yang sebenarnya bisa dihindari. 

Dokter Spesialis Anak Unit Kerja Koordinasi (UKK) Neurologi IDAI, Amanda Soebadi menjelaskan bahwa spektrum autisme adalah suatu kondisi neurologis atau fungsi otak yang mempengaruhi perkembangan seseorang. 

Berdasarkan data WHO, di seluruh dunia saat ini 1 dari 58 anak mengalami terdiagnosis autisme, dan angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, di Indonesia sendiri belum ada data prevalensi yang pasti. 

Adapun, penyebabnya juga belum diketahui dengan jelas. Beberapa faktor penyebab berasal dari gabungan antara genetik dan juga lingkungan. 

Autisme ditandai dengan adanya kekurangan dalam komunikasi dan interaksi sosial, minat yang terbatas, dan  perilaku stereotip atau repetitif seperti mengibaskan tangan, memukul meja atau anggota badan, dan lainnya.

Di tengah era serba digital seperti sekarang ini, banyak orang tua yang memberikan anaknya gadget lebih dini, bahkan sejak usia anak mulai makan. 

Pemberian gawai, seperti handphone, tablet, atau diperbolehkan menonton televisi kerap kali dilakukan dengan tujuan agar anak lebih tenang. Namun, apabila tak terkontrol anak-anak bisa menunjukkan gejala autisme alias Virtual Autisme. 

Apa itu Virtual Autisme?

Dokter Amanda menjelaskan, Virtual Autisme adalah pola perilaku mirip autisme pada anak yang terpapar gawai digital secara berlebihan sejak usia dini. 

Beberapa gejala yang mirip autisme antara lain:

- Kesulitan komunikasi dan sosialisasi

- Muncul perilaku repetitif 

- Perilaku yang kurang baik

"Terkadang gejalanya bisa memenuhi kriteria diagnosis. Namun, ini sama sekali bisa dihindari dan tidak membuat anak menjadi benar-benar mengalami autisme," ungkapnya dalam Media Briefing daring, Selasa (15/4/2025). 

Amanda menyebutkan, perilaku ini bisa muncul apabila anak terpapar gadget lebih dari separuh waktu anak bangun dalam sehari. 

"Misalnya anak bangun jam 07.00 dan tidur jam 21.00, artinya ada 14 jam anak bangun. Nah, lebih dari separuh waktunya dihabiskan untuk nonton tv atau lihat handphone, ini tidak boleh," ujarnya. 

Selain itu, hal ini juga bisa terjadi jika gawai menggantikan interaksi dinamis dan hubungan anak dengan lingkungan sosial. Misalnya, orang tua memilih memberikan gawai alih-alih mengajak anak bicara atau membiarkan anak bebas bermain. 

Lantas apa bedanya Virtual Autisme dengan Autisme?

Lebih lanjut, Amanda mengatakan bahwa yang membedakan autisme sesungguhnya dengan Virtual Autisme adalah bisa diperbaiki dan dihindari. 

"Apabila gejalanya segera dikenali dan dihindari dengan menghentikan paparan gadget pada anak, perilakunya bisa mengalami perbaikan dengan cepat. Sementara, autisme sesungguhnya tidak demikian," jelasnya.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro