Bisnis.com, JAKARTA -- Penggunaan obat tak boleh sembarangan, tak hanya saat mengonsumsinya saja, tapi juga cara membuangnya ketika ada yang tersisa atau kedaluwarsa.
Apoteker dan Influencer Kesehatan, Rahmat Hidayat, mengatakan, cara mengonsumsi yang tidak sesui anjuran, penyimpanan, dan pembuangan obat yang tidak tepat bisa menyebabkan berbagai masalah.
Pertama, apabila mengonsumsi obat, terutama antibiotik, tidak sesuai anjuran atau tidak sesuai jadwal, Rahmat mengatakan bisa mengurangi kemampuan obat untuk membunuh kuman.
Baca Juga 7 Makanan yang Jadi Obat Alami Sembelit |
---|
"Biasanya, saat memberikan antibiotik, dokter menyarankan untuk konsumsi 3 kali sehari. Artinya dalam 24 jam harus obat harus diminum setiap 8 jam sekali untuk menjaga kadarnya di dalam darah tetap 100%, sehingga bisa secara optimal membunuh kuman," ujarnya dalam bincang bersama Radio Kementerian Kesehatan, Senin (25/11/2024).
Menurutnya, apabila jadwal minum obat berantakan, dosis di dalam darah bisa tidak stabil, dan akan ada momen di mana 'amunisi' untuk melawan kuman menjadi kurang, menjadikan obatnya tidak efektif dan membuka kesempatan bagi kuman untuk menjadi resisten terhadap obat.
Selanjutnya, jika menemukan obat yang tidak habis dan hampir atau sudah kedaluwarsa, pastikan untuk membuangnya dengan benar.
"Membuang obat dengan benar ini penting, agar obat ini tidak terurai di tanah, bertemu dengan kuman yang ada di lingkungan, dan menyebabkan kuman yang ada di lingkungan menjadi ikut menjadi berubah menjadi resisten," jelasnya.
Berikut ini, tips Rahmat Hidayat untuk membuang obat dengan baik dan benar:
Pertama, pastikan obat, terutama antibiotik, sudah terpisah dari kemasan primernya.
Baca Juga Gibran Beri Bantuan kepada 20 Pelapor 'Lapor Mas Wapres', Tebus Ijazah hingga Biaya Berobat |
---|
"Apabila berada di dalam botol bisa dikeluarkan, atau jika ada di dalam aluminium foil, dikeluarkan. Lalu tablet, kapsul tadi itu digerus sampai halus.
Kedua, setelah digerus hingga halus tambahkan sedikit air sampai obat tersebut lumat. Selanjutnya, lumatan obat bisa ditambahkan tanah atau kopi.
"Tujuannya apa? Agar orang-orang atau siapapun tidak lagi menyalahgunakannya," paparnya.
Ketiga, setelah obat dilumatkan dan diberi tanah atau kopi, masukkan obat ke dalam sebuah wadah, bisa plastik atau kaleng, lalu disimpan selama beberapa minggu.
"Misalnya 3 sampai 6 minggu untuk percepatan kedaluwarsa antibiotiknya. Jadinya bahannya sudah tidak aktif. Baru kemudian nanti obat itu bisa dibuang bersama sampah organik yang lain," terangnya.